Kekhawatiran ini beralasan. Pasalnya, monkeypox atau cacar monyet telah ditetapkan sebagai darurat kesehatan global sejak penyakit kembali mewabah di banyak negara pada awal 2022.
Untuk diketahui, sedikitnya 40.000 orang dari 90 negara terinfeksi virus monkeypox. Indonesia mengumumkan temuan kasus cacar monyet pertama pada Sabtu (20/8/2022).
Untuk mengenal lebih dekat penyakit menular yang muncul di tengah-tengah pandemi Covid-19 ini, simak penjelasan berikut.
Apakah cacar monyet berbahaya?
Penyakit cacar monyet sejauh ini tidak berbahaya. Tingkat kematian penyakit ini relatif rendah dibandingkan wabah lainnya.
Meskipun tidak berbahaya, penyakit ini dapat menimbulkan gejala ruam dan melenting khas cacar yang menyakitkan dan terkadang meninggalkan bekas luka cacar yang susah dihilangkan.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, tingkat kematian cacar monyet sejak terdeteksi kali pertama pada 1970 silam berkisar antara 0 sampai 11 persen. Rasio kematian monkeypox beberapa tahun ini berkisar 3 hingga 6 persen.
Namun, tingkat kematian penyakit ini sejak ditetapkan sebagai darurat kesehatan global oleh WHO ternyata masih di bawah satu persen.
Berdasarkan data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), jumlah penderita cacar monyet di seluruh dunia yang dilaporkan per 19 Agustus 2022 adalah 41.358 orang.
Dari jumlah tersebut, ada 12 kematian terkait penyakit ini. Dari perbandingan tersebut, rasio kematiannya sekitar 0,03 persen.
Ahli penyakit menular dari Downstate Health Sciences University AS Jameela Yusuff menjelaskan, cacar monyet tidak berbahaya karena penyakit ini relatif tidak mematikan dibandingkan wabah lainnya.
“Hal ini dipengaruhi virus penyebab cacar monyet yang tengah mewabah dan penyakit kebanyakan menyerang orang muda dengan kondisi fisik sehat atau tanpa penyakit penyerta (komorbid),” jelas dia, dilansir dari Insider (5/8/2022).
Yusuff membandingkan tingkat bahaya cacar monyet dengan wabah penyakit lain ditilik dari tingkat kematian yang lebih tinggi.
Cacar monyet memiliki tingkat kematian di bawah 1 persen, Covid-19 memiliki tingkat kematian antara 0,1—14,5 persen, ebola memiliki tingkat kematian 25—95 persen, cacar memiliki tingkat kematian 1–30 persen, dan pes memiliki tingkat kematian 10—70 persen.
Walaupun cacar monyet relatif tidak berbahaya, namun penyakit ini perlu dikendalikan agar penularannya tidak meluas dan mutasi virus penyebab cacar monyet bisa diminimalkan.
Siapa yang berisiko terkena penyakit cacar monyet?
Meskipun cacar monyet relatif tidak berbahaya, ahli mengingatkan bahwa monkeypox bisa menyebabkan gejala parah sampai komplikasi pada kelompok rentan.
Gejala cacar monyet berupa demam, kelenjar getah bening bengkak, ruam, sampai muncul bintik-bintik berisi cairan dan nanah.
Infeksi tersebut bisa ringan sampai parah, tergantung kondisi kesehatan penderita. Orang yang berisiko mengembangkan infeksi parah saat terkena cacar monyet di antaranya:
Perlu diketahui, cacar monyet menular lewat kontak erat intens dalam waktu lama, terutama jika seseorang menyentuh lesi atau ruam penderita dan melalui hubungan seks.
Dilansir dari NewYorkTimes, virus penyebab cacar monyet juga bisa menyebar lewat pakaian, handuk, atau tempat tidur yang digunakan penderita. Sebagai catatan, penyakit ini tidak mudah menular dengan kontak singkat, seperti bersalaman.
Setelah menyimak penjelasan apakah cacar monyet berbahaya di atas, Anda tak perlu khawatir berlebihan pada penyakit ini. Selain itu, tetap waspada, rajin menjaga kebersihan, dan lakukan praktik seks yang aman.
https://health.kompas.com/read/2022/08/22/180100668/apakah-cacar-monyet-berbahaya-simak-penjelasan-ahli-berikut-