Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

3 Alasan Mengapa Perlu Membatasi Konsumsi Kafein pada Ibu Hamil

KOMPAS.com - Kehamilan merupakan salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu.

Namun sayangnya, ada banyak sekali pantangan yang perlu diperhatikan oleh para ibu hamil agar nantinya tidak mempengaruhi kehamilan itu sendiri.

Salah satunya berkaitan dengan konsumsi kafein yang dinilai berbahaya untuk para ibu hamil.

Kafein adalah suatu senyawa yang ditemukan di beberapa jenis makanan dan minuman, seperti kopi, teh, soda, hingga obat-obatan tertentu.

Padahal, konsumsi kafein dengan batas tertentu akan sangat bermanfaat bagi kesehatan.

Healthline menyebutkan bahwa ada banyak sekali manfaat kafein, seperti menambah energi, mempertajam konsentrasi, hingga menghilangkan rasa kantuk.

Meskipun kafein memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan, para ibu hamil akan mendapatkan lebih banyak efek negatifnya jika dibandingkan dengan manfaat yang diberikan.

Lalu, kenapa konsumsi kafein berlebihan atau lebih dari 200 mg per hari pada ibu hamil berbahaya?

1. Keguguran

Konsumsi kafein pada ibu hamil sering dikaitkan dengan risiko keguguran.

Penelitian mengenai efek negatif ini dilakukan oleh para ahli dari Amerika dalam American Journal of Obstetrics and Gynecology di tahun 2008.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa konsumsi kafein lebih dari 200 mg per hari akan meningkatkan risiko keguguran pada ibu hamil dibandingkan dengan yang tidak mengonsumsi kafein.

Namun, penelitian lain di dalam Epidemiology Journal pada tahun 2008 menunjukkan hasil yang berbeda.

Pada penelitian ini ditemukan bahwa risiko keguguran pada wanita hamil karena konsumsi kafein setidaknya 200-250 mg per hari sangat kecil.

Karena hasil penelitian yang cukup berbeda, American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menyarankan para ibu hamil untuk membatasi konsumsi kafein tidak lebih banyak dari 200 mg per hari untuk menghindari risiko keguguran.

2. Bayi lahir prematur atau cacat

Menurut American Pregnancy Association, sudah ada banyak penelitian yang menujukkan bahwa konsumsi kafein pada hewan yang tengah hamil memiliki risiko lahir prematur atau lahir cacat.

Hal ini juga diteliti oleh para ahli dari Amerika yang terbit di Jurnal PLoS One pada tahun 2015.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa metabolisme kafein yang dimiliki oleh ibu hamil cukup lambat atau sekitar 1,5 hingga 3,5 kali lebih lambat untuk mengeluarkan kafein di dalam tubuh.

Akibatnya, kafein bisa melewati plasenta dan masuk pada aliran darah janin yang dikandung sehingga dikhawatirkan akan mempengaruhi kesehatan janin.

3. Bayi lahir dengan berat badan rendah

Melahirkan bayi dengan berat badan normal menjadi harapan bagi semua calon ibu karena bayi yang lahir dengan berat badan rendah memiliki beberapa risiko kesehatan.

Menurut Healthline, beberapa risiko bayi lahir dengan berat badan rendah adalah kurangnya nutrisi serta kemampuan sang bayi untuk berkembang di kemudian hari.

Konsumsi kafein ternyata bisa memperbesar risiko bayi lahir dengan berat badan rendah.

Hal ini sudah diteliti oleh para ahli dari Singapura di dalam Jurnal BMC Medicine pada tahun 2014.

Penelitian ini menunjukkan bahwa konsumsi kafein, dalam jumlah rendah sekalipun, bisa memperbesar risiko bayi lahir dengan berat badan rendah.

Tidak hanya itu saja, ditemukan bahwa konsumsi kafein sebesar 50 hingga 149 mg per hari akan memiliki risiko hingga 13 persen untuk melahirkan bayi dengan berat badan rendah.

https://health.kompas.com/read/2022/09/07/133000168/3-alasan-mengapa-perlu-membatasi-konsumsi-kafein-pada-ibu-hamil

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke