Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Takut Operasi dan Kemo Untuk Obati Kanker Anak

Kompas.com - 26/03/2008, 20:39 WIB

PENGOBATAN kanker pada anak pada dasarnya sama dengan pengobatan kanker pada orang dewasa, yaitu kombinasi antara operasi pengangkatan sel kanker, metode kemoterapi dan radioterapi. Memang, efek samping dua metode yang terakhir agaknya juga menyakitkan bagi anak-anak penderita kanker yang umumnya ada dalam rentang usia tiga bulan hingga tujuh tahun.

Oleh karena itu, banyak orang tua yang berpikir ulang untuk menyerahkan anaknya dioperasi dan dikemoterapi setelah divonis menderita kanker. Namun, bagi Ine Siti Ratnasari yang pernah menderita retinablastoma atau kanker ganas mata, keputusan orang tuanya untuk membiarkannya dioperasi dan dikemoterapi adalah keputusan yang sangat tepat untuk hidupnya, paling tidak sampai saat ini.

“Umur empat tahun, mata saya juling dan mata kiri tidak berfungsi. Saya divonis kanker retinablastoma. Saya sangat bersyukur, orang tua saya ambil keputusan untuk mengangkat bola mata kiri saya. Mereka berpikir, lebih baik saya kehilangan bola mata dan sedikit alami kerusakan bentuk wajah daripada kehilangan nyawa. Kalau wajah kan bisa dioperasi kosmetik,” ujar Ine dalam kesaksiannya di Seminar Kanker Anak yang diadakan oleh Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) di Kampus Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN) Jakarta, Rabu (26/3).

Dokter Spesialis Mata Rumah Sakit Mata Aini, dr. Lumongga Simangunsong, SpM(K) mengatakan sebenarnya banyak kasus orang tua yang tidak tega anaknya mengalami kerusakan wajah setelah dioperasi dan dikemoterapi.
 
“Banyak orang tua umumnya menolak anaknya dioperasi pada kanker mata stadium agak lanjut karena penampilan anaknya menjadi sangat buruk setelahnya. Mereka takut berdampak besar pada psikologis anaknya. Akibatnya, kanker pada mata anaknya meluas, stadium lanjut,” ujar Lumongga.

Operasi kanker, terutama dalam kasus kanker mata, meskipun berhasil memang dapat menyebabkan kerusakan penampilan wajah. Sedangkan proses kemoterapi membuat anak yang menderita kanker mengalami masa-masa dimana rambut mereka rontok, kulit menjadi hitam, susah makan, sering mual dan muntah, kurus, fungsi jantung dan hati mereka terganggu, serta daya tahan tubuh turun sehingga menyebabkan mereka rentan infeksi.

Dokter spesialis kanker anak dari RSCM, dr. Maria Abdulsalam, Sp.A(K) menjelaskan, ada kasus-kasus tertentu yang menunjukkan efek negatif dari kemoterapi bagi penderita yang sudah dinyatakan sembuh dari kanker, namun tidak banyak.

“Efek sampingnya tidak banyak. Memang di beberapa kasus pria adalah berkurangnya sperma yang menyebabkan mereka sulit memiliki anak, tapi dalam pengalaman yang lain, banyak yang berhasil juga punya anak,” ujar Maria.

Faktanya, komitmen orang tua dalam mendampingi anak penderita kanker menjadi kunci. Ine mengaku efek operasi dan kemoterapi yang ditakutkan orang tua anak penderita kanker tidak terlalu signifikan dialaminya.

“Efek kemo sih emang dulu rambut rontok terus, kulit hitam hangus. Tapi untuk jangka panjang, tidak ada efek khususnya. Paling karena operasi, bola mata kiri saya tidak ada lagi,” jelas perempuan yang sedang menyelesaikan masternya di Institut Pertanian Bogor.

Ine sudah 21 tahun menggunakan perban untuk menutupi mata sebelah kirinya yang tidak ada lagi bola matanya. Sudah banyak upaya diusahakan, mulai dari operasi bola mata palsu sampai kacamata khusus tidak berhasil juga. Namun, berkat dukungan orang tua, dia justru semakin percaya diri dengan penampilannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com