Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oo..Ternyata Selaput Dara Bervariasi

Kompas.com - 16/07/2008, 17:01 WIB

SETIAP manusia memang dilahirkan berbeda. Perbedaan itu tampak nyata dan mudah ditemukan dari banyak hal, mulai dari jenis kelamin, wajah, hingga hal-hal yang tersembunyi sekalipun.  

Berbicara mengenai perbedaan dari hal tersembunyi, organ reproduksi adalah salah satu di antaranya. Pria dan wanita jelas berbeda  baik dari bentuk dan fungsi organ reproduksinya.  Pada wanita, perbedaan itu pun masih dapat dilihat hingga ke salah satu bagian luar dari organ genital yakni selaput dara.

Rasanya, masih sangat kental dalam budaya masyarakat kita bahwa selaput dara adalah salah satu penanda keperawanan atau virginitas seorang wanita. Yang patut disayangkan, kesalahan serta kurangnya informasi akurat mengenai bagian organ genital wanita ini masih sering terjadi dan kerap kali merugikan posisi para Kaum Hawa.

Salah satu informasi yang sering keliru atau bahkan tak banyak orang tahu adalah bentuk selaput dara wanita yang tidak seragam atau sama bentuknya. Dengan mengetahui fakta bahwa bentuk selaput dara bervariasi diharapkan dapat mengubah persepsi serta meluruskan anggapan yang salah tentang organ kewanitaan ini.
 
Seperti dituturkan pakar Obstetrik Ginekologi  dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr  Suryono Slamet Iman Santoso, SpOG, selaput dara wanita memang berlainan dan memiliki lubang atau pori yang bentuknya bervariasi.  Derajat kelembutan dan fleksibilitas selaput yang juga disebut "hymen" ini pun berbeda-beda.

"Selaput dara ini mempunyai banyak bentuk, mulai dari bentuk annular, ada yang bersepta-septa dan ada  juga yang cibriformis atau berlubang-lubang.  Karena bentuknya selaput, pendarahan pada bagian ini biasanya sedikit.  Nah, inilah yang biasa suka mengeluarkan darah  saat melakukan seks pertama. Tapi belum tentu semua wanita akan begitu," ungkap dr Suryono dalam talkshow "Seksualitas di Indonesia : Tabu atau Perlu?" di Jakarta, Kamis  (10/7) lalu .

Dokter yang juga menjabat Ketua Perkumpulan Obstetrik Ginekologi Indonesia (POGI) ini  menjelaskan, bila seorang wanita memiliki bentuk selaput annular yang wujudnya sangat tipis, maka kemungkinan besar ia tidak akan mengalami pendarahan sama sekali pada saat hubungan seks pertamakali. Dengan fakta ini pula, sebagian dari mitos tentang darah keperawanan sebenarnya dapat diluruskan.

Selain jenis yang tipis dan berlubang, ada pula wanita yang bagian selaputnya tidak memiliki lubang sama sekali atau juga disebut "impervorate hymen".  Jenis ini adalah suatu kelainan genetika dan seorang wanita biasanya akan kesulitan saat memasuki masa menstruasi.   

"Ini adalah kelainan kongenital atau bawaan sejak lahir. Akibatnya seorang wanita tidak menstruasi dalam jangka waktu lama, padahal ia sebenarnya haid tapi darahnya tertahan di dalam vagina dan bisa menimbulkan tumor.  Angka kejadiannya di Indonesia cukup banyak ," ungkap dr Suryono.    

Setelah seorang perempuan mengalami menstruasi yang pertama kali, lubang pada selaput dara dapat bertambah lebar.  Namun yang pasti, setelah robek atau terkoyak selaput dara tidak dapat dikembalikan menjadi utuh seperti semula.

Dr Suryono menekankan meskipun ada dokter ahli yang mengklaim dapat  memulihan atau memperbaiki selaput dara, hal itu sebenarnya dilakukan demi memulihkan truma mental dan psikologis pasien saja.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com