JAKARTA, KOMPAS — Penderita penyakit kronis, seperti diabetes, jantung, hipertensi, dan gangguan lambung, tetap bisa melakukan ibadah puasa pada bulan Ramadhan.
”Pada bulan Ramadhan, semua orang ingin bisa berpuasa penuh. Mereka yang sakit dan berusia lanjut pun ingin menikmati ibadah pada bulan suci ini,” kata Kepala Rumah Sakit Asri Jakarta Hadianto Mangunnegoro di Jakarta, Sabtu (8/8).
Ahli penyakit dalam, Kasim Rasjidi, mengemukakan, penyakit jantung koroner—penyebab kematian nomor satu di dunia—juga dapat dikendalikan pencetusnya pada masa puasa.
Ada faktor risiko penyakit jantung koroner yang tidak bisa diubah, seperti jenis kelamin, umur, dan faktor keturunan.
Faktor risiko yang bisa dikontrol atau diubah adalah pola makan, kebiasaan bergerak, merokok, kondisi hipertensi, status diabetes, dan kelebihan berat badan. Faktor pencetusnya adalah stres dan alkohol.
”Dengan berpuasa, segala faktor pencetus dapat dihindari. Makan menjadi lebih teratur, kebiasaan merokok terkurangi, pikiran lebih tenang sehingga jauh dari stres,” tutur Kasim Rasjidi.
Dengan berpuasa, kelebihan berat badan—salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner—dapat dikurangi. Hasil dari berpuasa sehat bisa menyebabkan tekanan darah dan keseimbangan kadar kolesterol ataupun gula darah menjadi terkontrol.
Puasa juga bermanfaat bagi mereka yang memiliki masalah di saluran cerna. Agus Sudiro Waspodo, ahli penyakit dalam dari RS Asri Jakarta, menyatakan, dengan pola makan lebih teratur dan menghindari menu-menu makanan yang tidak sehat atau berlebihan, saluran cerna bisa lebih sehat. Puasa bisa dianggap sebagai salah satu metode detoksifikasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.