Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Thailand dan Myanmar Gencarkan Penelitian Jamu

Kompas.com - 10/09/2009, 15:53 WIB

 

BANYUMAS, KOMPAS.com - Pengusaha jamu di Jawa Tengah mulai mewaspadai gencarnya penelitian jamu dan sosialisasi penggunaan jamu sebagai obat utama masyarakat di Thailand dan Myanmar. Dikhawatirkan kedua negara itu dapat menyaingi produksi jamu Indonesia yang sudah dibangun sejak 20 tahun terakhir.

Demikian disampaikan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Jamu Indonesia Charles Saerang, di sela-sela kegiatannya berbuka bersama dengan para karyawan air mineral Aeroz di Kabupaten Banyumas, Rabu (9/9) malam. "Dalam lima tahun, 21 universitas di Thailand sudah memiliki lembaga penelitian jamu, sementara Indonesia baru punya di Universitas Gadjah Mada," katanya.

Charles mengatakan, gencarnya Thailand memajukan penelitian jamu dapat mempercepat proses pemanfaatan jamu sebagai obat utama masyarakat di negara tersebut. Tak menutup kemungkinan dalam perkembangannya, jamu-jamu Thailand berekspansi keluar negeri dan masuk ke Indonesia.

"Tahu-tahu jamu mereka masuk Indonesia, dan Departemen Kesehatan Indonesia menggunakannnya, ini bisa gawat. Ini bisa mematikan produsen jamu Indonesia," katanya.

Menurut Charles lambatnya perkembangan kemajuan jamu di Indonesia disebabkan tak adanya sinergi diantara pemerintah, lembaga penelitian, dan pengusaha jamu. Selama ini ketiga lembaga itu berjalan sendiri-sendiri.

Lembaga penelitian jamu di UGM misalnya, menjalankan penelitian hanya untuk dirinya sendirinya, begitu juga dengan pemerintah. Sementara penelitian yang dijalankan pengusaha jamu selalu terhambat legalitasnya oleh birokrasi pemerintah. "Tak pernah ada satu sistem yang pasti, untuk menyatakan khasiat dan kualitas bahan baku jamu," katanya.

Lebih lanjut Charles mengatakan, walaupun di atas kertas beberapa produk jamu Indonesia sudah dinyatakan layak digunakan sebagai obat utama masyarakat, akan tetapi pelaksanaannya masih lemah. Jamu baru sebatas digunakan di puskesmas-puskesmas di Jawa Tengah, sementara Jawa Barat dan Jawa Timur belum menggunakannya.

 

Temulawak Indonesia Unggul

Padahal, katanya, produk jamu Indonesia seperti temulawak sudah menjadi primadona di Thailand, India, dan Taiwan. Belum ada negara di Asia yang dapat menyaingi kualitas temulawak Indonesia. "Setiap bulan, perusahaan kami Nyonya Meneer, selalu mengekspor temulawak ke Taiwan," katanya.

Begitu juga dengan Thailand, setidaknya 30 persen kebutuhan bahan baku jamu di negara itu masih dipasok dari Indonesia. Namun tak menutup kemungkinan, negara itu dapat mengembangkan pertanian jamu lebih maju dari Indonesia karena mengingat penelitian jamu di Thailand berjalan cukup baik.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com