KOMPAS.com - Sebagai orangtua, cermati kembali faktor apa yang menjadi ukuran dalam menilai kecerdasan anak usia dini. Apakah standar sekolah formal yang mengharuskan anak usia 6 - 7 tahun harus menguasai calistung (baca tulis hitung) menjadi ukurannya?
Kecerdasan otak dan emosi setiap anak tak pernah sama. Pada akhirnya kemampuan anak untuk menerima proses pembelajaran baca tulis dan menghitung juga tak bisa dipukul rata. Menjadi berbahaya bagi pengembangan karakter anak jika terjadi pemaksaan terhadap anak dalam penguasaan calistung.
"Indikator kecerdasan bagi orangtua kebanyakan adalah calistung, bukan karakter si anak. Dengan melatih kepekaan anak terlebih dahulu, berproses dengan perkembangan alami anak, nantinya akan mengantarkan anak memahami calistung tanpa dipaksakan, dan anak menjadikannya sebagai kebutuhan dasar dengan munculnya rasa ingin tahu mereka. Jika sudah
demikian anak akan meminta tanpa perlu diperintah untuk belajar membaca, misalnya," papar Ermalen Dewita, pendiri Yayasan Cerdas Merdeka, Pendidikan Perempuan & Anak kepada Kompas Female.
Menurut perintis pendidikan anak usia dini berbasis karakter ini, membangun jiwa anak dan membentuk karakter mandiri secara permanen lebih efektif. Contoh sederhananya, orangtua perlu merespons rasa ingin tahu anak. Pengasuhan di rumah harus mendidik anak dengan menjawab pertanyaan mereka. Orangtua juga merespons aktivitas anak tanpa membuat anak diintervensi, mendiskusikan kegiatan anak tanpa mencampuri dunia mereka lebih jauh. Contoh lain, selisih paham antara kakak-adik sebaiknya dibicarakan, dan peran orangtua adalah menjadi role model dalam memberikan problem solving. Artinya, anak dilibatkan dalam mencari solusi setiap masalah.
"Dengan begitu anak akan lebih mandiri dan bermotivasi tinggi. Jika karakter ini terbangun dari dalam jiwanya, maka kebiasaan belajar terbangun secara permanen. Dalam seminggu pun anak bisa dilatih baca tulis, jika sebelumnya dibangun karakter kemandirian dan rasa penasaran anak diakomodasi oleh pendidiknya, guru, dan keluarga," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.