Tidur memang merupakan topik penelitian paling kaya saat ini: mengapa manusia memerlukannya, mengapa susah untuk bisa tidur nyenyak, bagaimana tidur memengaruhi kemampuan motorik dan berpikir manusia, serta dampak pada kesejahteraan.
Daniel Kripke dari The Scripps Clinic Sleep Center di La Jolla, California, mengungkapkan bahwa tidur berkorelasi dengan banyak hal. Seperti dikutip majalah Time dan CNN, tidur tidak hanya terkait dengan berbagai penyakit, melainkan juga menentukan panjang pendeknya umur seseorang.
Lama tidur yang ideal adalah 6,5-7,5 jam pada malam hari. Kurang atau lebih dari itu ternyata bisa berdampak buruk. ”Kalau digambarkan seperti huruf U, artinya kekurangan atau kelebihan tidur sama saja akibatnya,” kata Kripke.
Hasil penelitian menunjukkan, mereka yang jam tidurnya ideal kebanyakan berumur panjang. Sebaliknya, orang yang tidur hingga delapan jam atau lebih dan tidur kurang dari 6,5 jam berumur lebih pendek.
Kekurangan atau kelebihan tidur juga berdampak pada depresi, kegemukan, dan munculnya penyakit jantung. Sayang, penelitian ini belum dilanjutkan dengan menguji apakah perubahan pola tidur bisa menyembuhkan mereka yang sudah terkena berbagai gangguan kesehatan di atas.
Pada anak-anak, dampak gangguan tidur sama buruknya. Sleep Disorders Center di Rumah Sakit Sacre-Coeur, Montreal, Kanada, membuat penelitian dengan hampir 1.500 anak berusia 2,5-6 tahun sebagai respondennya. Pada penelitian yang untuk pertama kalinya secara komprehensif melihat pengaruh tidur pada anak-anak tersebut, orangtua diminta mengisi kuesioner tentang jumlah waktu tidur anak pada malam hari, hiperaktivitas, impulsivitas, gangguan konsentrasi, dan tingkat kengantukan pada siang hari.
Hasilnya, 50 persen anak rata-rata tidur 10 jam pada malam hari. Jumlah ini sesuai dengan rekomendasi waktu tidur untuk anak pada usia prasekolah.
Namun, ada 6 persen anak yang waktu tidurnya kurang dari 10 jam. Menurut Dr Jacques Montplaisir, peneliti utama program ini, anak-anak dengan waktu tidur pendek ternyata koleksi kosakatanya sedikit dan kurang memuaskan hasil tes kognitifnya.
”Satu jam kekurangan tidur berkorelasi dengan tiga kali penurunan kepandaian dan kemampuan anak berkomunikasi,” katanya.
Juga tidak mengherankan bila kekurangan waktu tidur terkait dengan tingginya hasil tes hiperaktivitas dan impulsivitas pada anak-anak berusia enam tahun. Hasil ini konsisten dengan temuan bahwa waktu tidur yang cukup akan meningkatkan kemampuan anak berkonsentrasi.