Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Padi Biofortifikasi: Solusi Gizi untuk Masyarakat Indonesia

Kompas.com - 12/11/2024, 14:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Padi biofortifikasi dengan kandungan zat besi tiga kali lipat lebih besar dari jenis padi biasa diharapkan dapat membantu masyarakat yang kesulitan memperoleh asupan gizi, terutama zat besi, yang sering menjadi salah satu penyebab anemia dan stunting di Indonesia.

Head of Climate and Water Stewardship Danone Indonesia Ratih Anggraeni menjelaskan bahwa uji coba varian padi biofortifikasi nantinya bisa memenuhi kebutuhan zat besi masyarakat di Indonesia.

Varian padi biofortifikasi harapannya bisa memenuhi kebutuhan zat besi yang ada di masyarakat itu sendiri. Jadi selaras dengan visi misi Danone Indonesia,” ungkap Ratih dalam rangkaian acara Jelajah Gizi 2024 bersama Danone Indonesia di Desa Benelan Kidul, Kabupaten Banyuwangi, pada Rabu, (6/11/2024).

Baca juga: Banyuwangi Bidik Zero Stunting 2030 Lewat Program Tanggap Stunting

Beras sehat yang terjangkau harganya

Wahyudi (tengah), Head of Innovation PT. Pandawa Agri Indonesia, sedang memberikan pemaparan dalam rangkaian acara Jelajah Gizi 2024 bersama Danone Indonesia di Desa Benelan Kidul, Kabupaten Banyuwangi, pada Rabu, (6/11/2024).Dok. Danone Indonesia Wahyudi (tengah), Head of Innovation PT. Pandawa Agri Indonesia, sedang memberikan pemaparan dalam rangkaian acara Jelajah Gizi 2024 bersama Danone Indonesia di Desa Benelan Kidul, Kabupaten Banyuwangi, pada Rabu, (6/11/2024).
Proyek pengembangan padi biofortifikasi ini tidak berjalan sendiri.

Kerja sama dengan Pandawa Agri Indonesia dan pemerintah Kabupaten Banyuwangi menjadi kunci sukses program ini.

Pandawa Agri Indonesia bertugas memberikan pendampingan kepada petani dalam menerapkan praktik pertanian ramah lingkungan dan inovasi pertanian yang berkelanjutan.

Sementara itu, pemerintah Kabupaten Banyuwangi juga mendukung dengan menyerap hasil panen padi biofortifikasi sebagai bagian dari program ketahanan pangan daerah.

Wahyudi, Head of Innovation PT. Pandawa Agri Indonesia, menjelaskan bahwa salah satu keunggulan dari pengurangan pestisida dalam pengembangan padi biofortifikasi merupakan salah satu upaya peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.

“Semakin rendahnya pemakaian pestisida, yang jelas dari sisi kesehatan itu jauh lebih bagus karena residu juga akan jauh lebih rendah,” ujarnya.

Bukan hanya dari sisi produksi yang diperhatikan, tetapi juga dari segi distribusi dan harga.

Program kemitraan antara Bulog, Pandawa Agri, dan pemerintah setempat berkomitmen untuk memastikan beras hasil pertanian biofortifikasi ini dapat diakses oleh masyarakat luas dengan harga terjangkau.

Hal ini sesuai dengan visi Bulog yang mengedepankan ketersediaan pangan yang tidak hanya murah, tetapi juga berkualitas dan sehat.

Baca juga: Kecukupan Gizi Ibu Hamil: Kunci Utama Cegah Stunting sejak Dini

Mengurangi stunting melalui fortifikasi pangan

Salah satu aspek yang mendasari pengembangan padi biofortifikasi adalah pengurangan stunting, yang menjadi masalah besar di Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama, Medical and Science Director Danone Indonesia Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH menyebutkan bahwa fortifikasi makanan, khususnya beras, sudah terbukti secara klinis dapat meningkatkan status gizi suatu bangsa.

Beras biofortifikasi, yakni yang sudah “ditempeli” dengan zat gizi mikro, dapat diserap oleh tubuh dengan lebih baik.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau