Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sindrom Karpal Tunnel, Apa Itu?

Kompas.com - 20/05/2010, 09:59 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Andi terdiam sesaat ketika mendengar dokter mendiagnosis dirinya mengidap Sindrom Karpal Tunnel. Anda pun mungkin jarang mendengar atau bahkan belum pernah mengenal Sindrom Karpal Tunnel.

Sebenarnya apa sindrom Karpal Tunnel ini? Sindrom ini merupakan gejala dari adanya nyeri, rasa kesemutan, baal pada jari atau tangan. Seringkali gejala dirasakan pada jempol telunjuk, jari tengah, dan separuh dari jari manis. Jika Anda merasakan gejala ini mencakup keempat jari  dan tidak mempengaruhi jari kelingking, pikirkanlah bahwa Anda mungkin mengidap sindrom ini.

Insiden dari sindrom Karpal Tunnel ini sebenarnya bisa terjadi hingga sekitar 1-3 kasus per 1.000 individu per tahunnya. Dengan prevalensi sekitar 50 kasus per 1000 penduduk pada populasi penduduk umum. Insiden ini bisa meningkat sekitar 150 kasus per 1000 individu per tahun dengan tingkat prevalensi lebih dari 500 kasus per 1000 individu pada kelompok tertentu yang memiliki risiko tinggi terjadinya sindrom ini.

Banyak pasien mengeluhkan terjadinya barang jatuh dengan sendirinya atau ketidakmampuan untuk menggenggam barang hingga mereka sadar ada sesuatu yang tak beres  pada pergelangan tangan atau tangan mereka.  Seringkali gejala ini tidak terjadi terus menerus, tetapi sesekali atau bisa hilang timbul dan biasanya dikaitkan dengan adanya aktivitas tertentu seperti menyetir, membaca koran, melukis dan lainnya.
 
Sindrom ini dapat terjadi pada kedua tangan meskipun lebih sering didapatkan pada tangan yang dominan digunakan. Sindrom Karpal Tunnel ini tidak bisa dibilang mematikan, tapi bisa menyebabkan suatu kerusakan permanen dari saraf median dengan konsekuensi adanya kerusakan fungsi yang berat jika tidak diatasi dengan baik.

Umumnya sindrom ini terjadi pada usia sekitar 45-60 tahun dan hanya 10 persen yang terdapat pada individu berusia dibawah 31 tahun. Penyebab dari sindrom ini biasanya dikaitkan dengan banyak faktor.

Tak dapat dipungkiri, peningkatan usia dan faktor genetik juga berperan dalam terjadinya sindrom ini. Selain kondisi genetik dari keluarga yang mempunyai kelainan ini, beberapa kondisi medis lain yang diderita oleh seorang individu juga bisa menyebabkan adanya sindrom ini seperti diabetes, penyakit tiroid, neuropati.

Kondisi tertentu dari obesitas dan kehamilan pun bisa menyebabkannya. Banyak individu mengalami sindrom ini karena sering melakukan suatu gerakan berulang dengan terus menerus seperti mengetik atau memegang mouse komputer dan mengklik berulang. Tak jarang pula kecelakaan saat berolahraga juga bisa menyebabkan terjadinya sindrom ini.

Untuk membantu pengurangan gejala yang terjadi berikut ada beberapa tips yang mungkin bisa dilakukan di rumah, ketika Anda merasakan baal atau nyeri saat sedang melakukan aktivitas, istirahatkanlah sejenak tangan atau pergelangan tangan Anda cukup lama, dinginkan pergelangan tangan Anda sekitar 10 hingga 15 menit sebanyak 1 sampai 2 kali dalam waktu 1 jam.

Pakailah wrist band yang bisa mencegah terjadinya cedera pada pergelangan tangan Anda dan bisa membantu pergelangan tangan Anda agar terus berada dalam posisi yang netral dan tidak menambah beban dari saraf median Anda.

Jangan lupa untuk menemui dokter Anda jika gejala tidak membaik setelah 1 atau 2 minggu atau bahkan ketika gejala Anda sejak awal sudah cukup berat. Anda akan diberikan obat oleh dokter Anda bila perlu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau