JAKARTA, KOMPAS.com — Bencana yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia saat ini sering dimanfaatkan oleh beberapa partai politik untuk melakukan kampanye terselubung. Hal ini dianggap kurang etis dilakukan oleh partai politik dalam situasi bencana.
Ulil Abshar-Abdalla, tokoh Jaringan Islam Liberal, menyatakan, kampanye terselubung beberapa parpol ini sudah berlebihan. "Kalau ada marketing sale dari parpol saat bencana memang wajar. Tetapi, kalau kata orang Jawa itu ngono yo ngono ning ojo ngono, artinya jangan berlebihan, lah. Silakan saja ber-marketing, tetapi jangan lebay. Ini lebih kepada kesetiakawanan sosial," tutur Ulil dalam diskusi Politisasi Bencana yang digelar oleh Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (Sejuk) di Jakarta, Jumat (5/11/2010).
Menurut Ulil, parpol seharusnya melihat pemberian bantuan sebagai suatu kesetiakawanan sosial, bukan kampanye. "Kita harus jaga adat dan sopan santun. Kita jaga kesetiakawanan lokal seperti itu. Enggak etis saat orang sengsara malah pasang-pasang bendera seperti itu," ujarnya.
Budiman Sudjatmiko, politikus PDI-P, juga berharap baik pemerintah maupun partai politik agar menghentikan kampanye terselubung tersebut. Budiman juga menganggap pemerintah sangat ingin populer dalam penanganan bencana ini. "Hentikan komersialisasi dan politisasi bencana. Kurangi dulu perasaan untuk ingin populer. Ini untuk kebaikan pemerintah juga," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.