Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyalahgunaan Obat Bisa Picu TB-XDR

Kompas.com - 18/12/2010, 07:00 WIB

Jakarta, Kompas - Penyalahgunaan obat antituberkulosis berisiko menimbulkan resistensi obat, termasuk menimbulkan tuberkulosis extensively drug resistant.

Tuberkulosis (Tb) merupakan penyakit menular yang disebabkan kuman Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman Tb menyerang paru, tetapi juga dapat mengenai organ tubuh lainnya.

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama mengatakan dalam temu media, Jumat (17/12), tuberkulosis multidrug resistant (Tb-MDR) menjadi perhatian.

Indonesia nomor delapan dari 27 negara dengan beban terbesar Tb-MDR. Perkiraan insidensi Tb-MDR di Indonesia sebesar 6.395 kasus per tahun. Tb-MDR umumnya merupakan Tb yang resisten terhadap isoniazid (H) dan rifampisin (R) dengan atau tanpa resisten obat lainnya.

Situasi tersebut dapat semakin parah jika terjadi kasus tuberkulosis extensively drug resistant (Tb-XDR) yang salah satunya dapat timbul akibat penyalahgunaan obat antituberkulosis lini dua. Saat ini, obat antituberkulosis lini dua yang beredar, seperti quinolon dan kanamisin, banyak disalahgunakan.

Untuk penyakit lain

Tjandra mencontohkan, quinolon banyak digunakan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit lain di luar tuberkulosis sehingga begitu penderita terkena tuberkulosis, kuman telah resisten. Kemungkinan lainnya ialah terjadi kesalahan dalam pembelian obat yang dapat memicu resistensi.

Padahal, penanganan Tb-MDR berpuluh kali lipat lebih mahal, lama, dan efek samping obat lebih berat. Lebih bahaya lagi, belum ada obat yang direkomendasikan untuk membunuh kuman Tb-XDR-TB.

Tjandra mengatakan, Tb-MDR merupakan kesalahan manusia. Resistensi obat sebetulnya dapat diobati dengan menerapkan strategi DOTS (directly observed treatment shortcourse chemotherapy) atau pengawasan langsung menelan obat jangka pendek yang baik. Pengobatan juga harus lengkap dan harus memadai.

Situasi tuberkulosis di Indonesia sendiri membaik. Indonesia saat ini berada di urutan kelima dari 22 negara dengan beban Tb terbanyak menurut Global Tuberculosis Control (2009). Sebelumnya, Indonesia menduduki urutan ketiga. Namun, penanganan tuberkulosis semakin berat dengan merebaknya HIV/AIDS dan Tb-MDR. (INE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau