Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Anak Tidak Boleh Minum Teh? Berikut Faktanya...

Kompas.com - 11/10/2024, 07:30 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Imbauan untuk tidak memberikan teh kepada anak yang ditulis dr. Jati Kusuma Wardhani, Sp. A viral dan direpost banyak akun di medsos Instagram serta X. Lantas, kenapa anak tidak boleh minum teh?

Dihubungi Kompas.com, Kamis (10/10/24), Jati mengatakan ada beberapa alasan yang membuat teh tidak cocok untuk si kecil, terutama anak di bawah usia lima tahun atau balita.

Yang pertama, teh termasuk minuman yang tidak mengandung zat gizi maupun kalori sehingga tidak dapat membantu tumbuh kembang buah hati.

"Anak itu sedang tumbuh dan berkembang, jadi di masa itu kita sebaiknya memasukkan zat yang memang penting untuk mendukung tumbuh kembangnya optimal, seperti protein, lemak, dan karbohidrat. Sementara, teh ini kalorinya kosong," kata dokter Jati.

Baca juga: Apakah Minum Teh Tawar itu Sehat? Berikut Penjelasannya...

Alasan kedua adalah ukuran lambung bayi masih sangat kecil, sehingga sebaiknya ayah dan ibu tidak memberikan zat-zat yang tidak diperlukan.

Seseuai pedoman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bayi berumur 0-6 bulan cukup diberi ASI saja. Kemudian pada usia enam bulan ke atas, pemberian ASI tetap dilanjutkan dengan memberi makanan pendamping ASI (MPASI) yang mengandung zat gizi makro maupun mikro.

Melanjutkan pemaparannya, Jati menyebut fakta lain yang membuat teh tidak cocok diberikan pada anak yaitu karena kandungan polifenol, seperti tanin di dalamnya.

Baca juga: Terungkap Identitas Penumpang Alphard Putih Saat Insiden Patwal Tendang Pemotor di Puncak

Jati mengatakan, tanin bisa menghambat penyerapan zat besi. Akibatnya, anak bisa mengalami anemia, gangguan kognitif, dan cenderung memiliki kekebalan tubuh yang kurang optimal.

Teh juga mengandung kafein yang merupakan stimulan saraf pusat. Jika diberikan kepada si kecil hal itu bisa memicu anak rewel, susah tidur, dan akhirnya tumbuh kembang mereka terhambat.

"Jadi, kafein itu ada di kopi, teh, sama coklat. Ketiganya ini kalau bisa tidak diberikan berlebihan, terutama pada anak-anak karena sifatnya stimulan. Itu akan membuat anak lebih rewel, padahal anak perlu istirahat, tidur agar tumbuh kembangnya optimal," imbuh Jati.

Kafein pada teh juga meningkatkan detak jantung, menghambat penyerapan zat besi, dan mengakibatkan gangguan pencernaan.

Baca juga: Apakah Boleh Minum Teh Tanpa Gula Setiap Hari? Ini Penjelasannya...

Jati menerangkan, efek yang disebutkan di atas berlaku pada teh manis maupun tawar. Bahkan, anak yang rutin minum teh manis bahkan bisa mengalami efek yang lebih buruk, seperti ketagihan, obesitas, dan diabetes akibat gula yang ditambahkan pada teh.

"Sama saja (teh manis dan tawar). Bahkan, kalau teh manis itu nanti akan nambah lagi efeknya, anak jadi ketagihan, gula yang berlebihan itu kan juga tidak disarankan untuk tumbuh kembang si kecil. Jadi, kalau bisa tidak memberikan itu mudharatnya akan lebih banyak didapatkan daripada manfaatnya itu sendiri," jelas Jati.

Karena itu, dokter yang berpraktik di RS Roemani Muhammadiyah Semarang tersebut mengimbau orangtua agar tidak membiasakan anak minum teh.

Menurut dokter Jati, anak sebaiknya diberi air putih atau cairan yang kaya vitamin C, seperti air perasan jeruk.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau