KOMPAS.com - Data organisasi kesehatan dunia (WHO) menyebutkan lebih dari 17 juta kematian prematur atau terjadi di bawah usia 70 tahun disebabkan karena penyakit tidak menular dan 38 persennya adalah penyakit jantung dan pembuluh darah.
Di Indonesia, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018, prevalensi penyakit jantung pada kelompok umur 45-54 tahun sebesar 2,4 persen, kelompok usia 35-44 tahun sebesar 1,3 persen, dan prevalensi usia 25-34 tahun sebesar 0,8 persen.
Padahal, sebagian besar kasus penyakit jantung koroner bisa dicegah. Itu sebabnya penting untuk mengenali faktor risiko penyakit jantung dan cara mengatasinya.
Faktor risiko perilaku terpenting dari penyakit jantung dan stroke adalah pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, serta kebiasaan merokok. Sedangkan faktor risiko lingkungan, polusi udara merupakan faktor penting.
Dampak dari faktor risiko perilaku bisa muncul berupa tekanan darah tinggi, kadar gula darah tinggi, kadar lipid darah tinggi, serta kelebihan berat badan dan obesitas.
Baca juga: Apakah Serangan Jantung dan Henti Jantung Sama? Ini Penjelasannya...
Terkait hal tersebut, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan faktor risiko. Pemeriksaan ini bahkan dapat diukur di fasilitas kesehatan primer seperti puskesmas atau klinik. Jika hasil pengukuran menunjukkan angka yang tinggi maka diperlukan perubahan gaya hidup dan juga pengobatan.
Pemeriksaan kesehatan gratis
Direktur RS Charitas Hospital KM 7 (RS Myria) Palembang, dr. Wanto, M.Kes menjelaskan prevalensi penyakit jantung di provinsi Sumatera Selatan cukup tinggi, dengan sekitar 45-50 persen kasus disebabkan oleh komplikasi diabetes, hipertensi, dan gaya hidup yang tidak sehat.
"Pasien sering datang dalam kondisi kritis karena tidak menyadari pentingnya pola hidup sehat. Penyakit jantung bisa menyerang kapan saja, bahkan pada usia muda. Skrining dini adalah kunci untuk mencegah kematian mendadak akibat serangan jantung," ungkapnya.
Untuk memperluas upaya promotof dan preventif penyakit jantung di usia muda, PT.Dexa Medica melakukan screening kesehatan di berbagai kota di Indonesia, termasuk Kota Palembang, Sumatera Selatan.
Baca juga: Gejala Jantung Apa yang Dirasakan? Berikut Penjelasan Dokter...
"Sejalan dengan program pemerintah untuk mengutamakan upaya promotif dan preventif, Dexa Medica mengajak masyarakat untuk menerapkan gaya hidup sehat salah satunya melalui skrining kesehatan," ujar Presiden Direktur Dexa Medica, V Hery.
Pemeriksaan kesehatan dasar untuk penyakit jantung tersebut meliputi pemeriksaan tekanan darah tingig, kadar kolesterol, dan gula darah.
Selain skrining kesehatan, acara ini juga menyertakan konsultasi dokter, edukasi dari apoteker, dan olahraga interaktif. Kegiatan ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mempromosikan kesehatan preventif, serta sebagai bagian dari rangkaian perayaan HUT ke-55 Dexa Medica.
Menurut Hery, dengan langkah-langkah preventif dan kesadaran akan pentingnya pemeriksaan dini, harapannya adalah angka prevalensi penyakit jantung di kalangan usia muda dapat ditekan, dan beban pembiayaan kesehatan dapat berkurang secara signifikan.
Baca juga: Apakah Stres Berpengaruh ke Jantung? Berikut Penjelasan Dokter...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.