JAKARTA, KOMPAS.com - Di antara pria yang aktif berhubungan seksual, sekitar tiga persen di antaranya adalah mereka yang berhubungan intim dengan sejenis. Mereka yang masuk dalam kelompok ini dikenal dengan istilah lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL).
Menurut perkiraan para ahli dan Badan PBB dengan memperhitungkan jumlah penduduk lelaki dewasa, jumlah LSL di Indonesia saat ini diperkirakan lebih dari tiga juta orang. Sedangkan berdasarkan perkiraan tahun 2009, angkanya hanya sekitar 800 ribu, di mana 60 hingga 80 ribu di antaranya berada di Jakarta.
Demikian diungkapkan Koordinator Sekretariat Nasional Jaringan Gay, Waria, dan Lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (GWL-INA), Tono Permana Muhamad, dalam diskusi ”Inisiatif Penanggulangan Epidemi HIV di Kalangan LSL, Gay, dan Waria di Kota Besar Asia” yang diselenggarakan Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP) DKI Jakarta, Kamis (17/3/2011)
"Di Indonesia, perkiraan jumlah LSL sekitar 800 ribu. Itu perkiraan pada tahun 2009. Ini bukan berarti ada 800 ribu gay atau 800 ribu waria. Gay sama waria jumlah justru kecil. Tetapi terbanyak adalah laki-laki yang berhubungan dengan laki-laki tetapi dia tidak mengidentifikasi dirinya."
"Kalau kita bicara dengan donor asing, UN Agencies atau dengan para ahli, dengan memperhitungkan penduduki lelaki dewasa saat ini, diperkirakan ada sekitar 3 juta orang pria Indonesia diperkirakan melakukan hubungan seks dengan sesama jenis, meski tidak terus menerus," papar Tono.
Pada dasarnya, lanjut Tono ada perbedaan cukup mendasar di antara kelompok Gay, Waria, dan LSL. Kaum gay umumnya mengidentifikasikan dirinya sebagai orang yang berorientasi seks sejenis dan berpenampilan sebagai lelaki. Waria mengidentifikasi dan mengekspresikan diri sebagai perempuan, sedangkan LSL adalah pria yang tidak mengidentifikasikan dirinya dengan jelas dan bisa merupakan seorang biseksual.
Perilaku hubungan lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki, lanjut Tono, dapat ditemukan di mana saja, bahkan di lembaga pendidikan sekalipun. "Ada sekolah atau pusat pendidikan yang memisahkan antara lelaki dan perempuan. Di sini hubungan seks sejenis bisa terjadi. Atau juga di penjara atau di off-shore dan tempat kerja di mana hanya ditempati kaum lelaki." tambahnya.
Para lelaki yang berhubungan seks tidak aman dengan lelaki, ditegaskan Tono, merupakan kelompok yang sangat rentan terhadap penyebaran HIV. Kecenderung mereka yang tertutup menjadikan mereka sulit untuk terjangkau program penanggulangan HIV/AIDS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.