Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Operasi "Bypass" Lebih Direkomendasikan

Kompas.com - 30/05/2011, 15:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Di Indonesia kebanyakan pasien sakit jantung lebih memilih pengobatan minim invasif  seperti pemasangan balon atau cincin yang biasa disebut Percutaneous Coronary Intervetion (PCI) dibandingkan operasi Bypass.

Padahal, dengan pemasangan balon atau cincin, risiko kembali tersumbatnya aliran pembuluh darah ke jantung cukup tinggi, sebagaimana diungkapkan oleh dr. Yanto Sandy Tjang, Phd. SpBTKV dari MRCC Siloam Jakarta dalam seminar kesehatan "Cardiac Disease What & How", Sabtu, (28/5/2011) kemarin.

Menurut Yanto, Bypass merupakan suatu prosedur bedah di mana dibuat saluran baru untuk memberikan suplai darah ke jantung yang pembuluh darah asalnya sudah mengalami penyumbatan. "Ini dimaksudkan agar jantung mendapatkan darah lebih banyak, dan melakukan fungsi pompanya lebih baik," ujarnya.

Sedangkan pemasangan balon/cincin adalah suatu prosedur memasukan selang ke dalam pembuluh darah jantung yang tersumbat dan melebarkan daerah yang tersumbat dengan balon. Untuk menjaga supaya pembuluh darah yang tersumbat tidak menyempit kembali, maka dipasang cincin yang terbuat dari logam.

Yanto mengatakan, pemasangan cincin memang memiliki beberapa keuntungan di antaranya minim invasif. Artinya, tidak dilakukan penyayatan seperti pada operasi, sehingga masa rawat bisa lebih pendek.

"Tapi kekurangannya adalah harga cincin itu masih sangat mahal. Kemudian, kemungkinan terjadi sumbatan kembali dalam waktu 3 sampai 6 bulan masih tinggi," jelasnya.

Ditambahkannya pula, pelebaran pembuluh yang menggunakan cincin dapat mengakibatkan perkapuran di darah pecah sehingga serpihannya bisa masuk ke pembuluh darah yang lebih kecil.

"Bagi pembuluh darah yang kecil, serpihan yang kecil mungkin bisa menjadi sumbatan 100 persen, dengan akibat kematian otot jantung di daerah-daerah yang lebih pinggir. Dalam jangka lama, fungsi pompa jantung itu akan berkurang pelan-pelan, sehingga orang itu akan mengalami gagal jantung pada akhirnya," terangnya.

Yanto mengatakan, meski pada operasi bypass diperlukan sayatan yang relatif besar, tetapi kelebihannya adalah pembuluh darah yang dipasang akan tetap berfungsi baik setelah 10 tahun.  Banyaknya penggunaan cincin/balon menurut Yanto disebabkan beberapa faktor di antaranya perkembangan bedah jantung yang terlambat, kurangnya informasi, serta jumlah dokter spesialis bedah jantung yang masih sangat minim. Alhasil, sampai saat ini pasien lebih sering mendapat pelayanan pemasangan cincin dibandingkan  bedah jantung.

"Padahal kita lihat dari hasil penelitian, pada kasus-kasus yang penyumbatan pembuluh darah jantungnya kompleks, operasi bedah jantung (bypass) jauh lebih menguntungkan dibandingkan pemasangan cincin," jelasnya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau