Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Dukung Penerapan Commuter Line

Kompas.com - 21/06/2011, 15:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — PT KRL Commuter Jabodetabek segera menerapkan sistem operasi tunggal dengan KRL Commuter Line pada 2 Juli 2011. Dengan kebijakan ini, KRL Ekspres ditiadakan. Terhadap kebijakan tersebut, Kepala Polda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Sutarman, mengaku mendukung kebijakan itu.

"Tiap kebijakan pasti akan ada pro dan kontra dan terjadi instabilitas. Tiap lembaga atau kementerian membuat kebijakan pasti kami sambut baik," ujar Sutarman, Selasa (21/6/2011), di sela-sela peresmian gerai Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) di Gandaria City, Jakarta. Namun, dilanjutkannya, kebijakan itu tetap harus dievaluasi mengapa terjadi penolakan. "Apabila memberikan manfaat yang lebih besar, polisi siap membantu KAI," tuturnya.

Terkait dengan adanya kemungkinan amuk massa yang terjadi pada hari kerja pertama pelaksanaan KRL Commuter Line pada 4 Juli 2011, Sutarman mengungkapkan pihaknya akan menambah jumlah personel. "Akan ada penambahan untuk mengamankan kereta dan stasiun. Apakah kebijakan ini diprotes rakyat? Ini yang kami kawal," kata Sutarman.

Sebelumnya, Humas KRL Mania, Agam Fatchurrahman, mendatangi Polda Metro Jaya untuk meminta polisi waspada tanggal 4 Juli. Pasalnya, Agam menilai potensi penolakan dari para pengguna KRL sangat besar. "Anggota KRL Mania berencana tanggal 4 Juli nanti tidak akan naik kereta. Akan ada yang ambil cuti atau naik mobil pribadi," ujarnya. Bahkan, lanjut Agam, aksi perusakan yang terjadi pada Sabtu (18/6/2011) di Stasiun Kota saat uji coba KRL Commuter Line bisa kembali terulang.

"Jumlah kereta berkurang, harga tiket tidak ada yang di titik tengah, apa masyarakat tidak akan marah?" katanya. "Jadi kami minta ke polda agar lebih siap koordinasi dengan pihak lain agar enggak terjadi lagi hal seperti itu," tambah Agam.

Seperti diberitakan, penerapan sistem KRL Commuter Line akan dilakukan pada 2 Juli 2011. KRL Ekspres ditiadakan dan setiap KRL akan berhenti di tiap stasiun. Hanya ada dua jenis KRL, yakni KRL Commuter Line dengan harga tiket Rp 8.000-Rp 9.000 dan KRL Ekonomi dengan harga Rp 1.500-Rp 2.000. Program ini dibuat untuk mencapai target 1,2 juta penumpang per hari pada tahun 2019. Saat ini, jumlah penumpang yang dapat diangkut baru 400.000 jiwa per hari. Namun, banyak penolakan yang terjadi lantaran harga tiket KRL Commuter Line terbilang mahal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com