Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asap Mulai Ganggu Dumai

Kompas.com - 02/08/2011, 13:18 WIB

PEKANBARU, KOMPAS.com- Kabut asap kembali mengganggu aktivitas warga di sebagian wilayah Kota Dumai, Provinsi Riau. Sejak 1 Agustus kemarin, atau persis pada hari pertama bulan Ramadhan, warga di seluruh kota pelabuhan itu, terganggu dengan kepungan kabut asap.

"Kali ini kami bukan hanya terganggu oleh asap. Asap sudah bercampur dengan partikel debu sisa-sisa pembakaran. Suasana puasa kali ini sungguh tidak nyaman buat kami," ujar Dedi Gumilang, warga Dumai yang dihubungi hari selasa (2/8/2011).

Dedi menambahkan, pada pagi hari kabut masih tipis. Menjelang siang, kabut semakin tebal dan pada sore hari jarak pandang semakin pendek. Sementara angin bertiup cukup kencang menerbangkan partikel debu dimana-mana.

Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Dumai Bambang Hadiyanto mengungkapkan, Wali Kota Khairul Anwar telah mengeluarkan edaran kepada masyarakat agar mengurangi aktivitas di luar rumah selama kabut asap masih tebal. Khairul juga meminta Dinas Kesehatan meningkatkan perhatian pada dampak kabut asap seperti kemungkinan terkena penyakit infeksi saluran pernafasan.

"Kami juga berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan dan Badan Lingkungan Hidup Provinsi Riau untuk menanggulangi kebakaran lahan dan hutan," kata Bambang.

Kepala Dinas Kesehatan Dumai, Marjoko Santoso mengungkapkan, kualitas udara di atas kota Dumai berada di atas angka 150 PSI (polutan standar indeks). Angka itu menunjukkan kualitas yang kurang baik. "Kami mengimbau masyarakat mengurangi aktivitas di luar. Kalaupun mau keluar, lebih baik menggunakan masker. Kalau nanti angka polutan mencapai 200 kami akan membagikan masker kepada masyarakat," ujar Marjoko.

Kepala Dinas Kehutanan dan Pertanian Kota Dumai Sriyanto yang dihubungi secara terpisah mengatakan, titik api yang berada di Dumai tersebar pada empat kelurahan. Sebagian besar kebakaran berada pada kawasan hutan, hutan tanaman industri dan perkebunan.                

"Untuk kebakaran di lahan perusahaan HTI kami dapat meminta perusahaan itu cepat tanggap. Namun untuk api yang berasal dari hutan HPH yang sudah ditinggal pemiliknya, kami sangat kesulitan untuk memadamkan api. Personel pemadam kebakaran hutan kami cuma satu tim dengan satu pompa dan 10 anggota. Kalau terdapat kebakaran di dua atau tiga titik sekaligus, kami pasti kesulitan dan harus meminta bantuan kepada Manggala Agni atau perusahaan yang ada di Dumai," kata Sriyanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com