Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lindungi Diri dari Penyakit Radang Paru dengan Vaksinasi

Kompas.com - 30/04/2024, 13:30 WIB
Rini Agustin,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyakit pneumonia atau radang paru-paru termasuk penyakit menular yang bisa menyebabkan komplikasi serius. Pada orang dewasa penyakit ini jadi salah satu dari sepuluh kasus rawat inap terbanyak di rumah sakit.

Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai patogen, termasuk bakteri, virus, atau jamur. Pneumonia menyerang bagian kantung udara di paru-paru yang menyebabkan peradangan sehingga membuat oksigen sulit masuk ke dalam aliran darah.

“Penyebab paling sering penyakit pneumonia yaitu bakteri Streptococcus pneumoniae (Pneumokokus), memiliki paling tidak ada 90 serotipe dan 20-30-nya cukup parah,” kata dr. Ceva Wicaksono Pitoyo, SpPD, K-P, dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (29/4/2024).

Menurut data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, dua persen dari 100 individu pernah mengalami pneumonia. Angka ini menunjukkan penyakit pneumonia tidak bisa dianggap remeh dan memerlukan penanganan medis yang serius.

Baca juga: Penyakit Pneumonia Apakah Menyebabkan Kematian?

Pneumonia bisa menyebar dari orang ke orang melalui droplet udara (misalnya batuk atau bersin), kontak langsung, atau menyentuh permukaan yang terkontaminasi.

Jika tertular, pneumonia dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, anak-anak, orang tua, atau individu dengan penyakit kronis. Pada anak, pneumonia jadi penyebab kematian terbesar di Indonesia.

(kiri-kanan) Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD-KAI, Ketua Satuan Tugas Imunisasi Dewasa PAPDI; Dr. dr. Sally Aman Nasution SpPD, K-KV, Ketua Umum PB PAPDI; dan dr. Ceva Wicaksono Pitoyo, SpPD, K-P, FINASIM, KIC, Anggota Bidang Pengembangan Profesi dan Penelitian PAPDI.Dok PAPDI (kiri-kanan) Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD-KAI, Ketua Satuan Tugas Imunisasi Dewasa PAPDI; Dr. dr. Sally Aman Nasution SpPD, K-KV, Ketua Umum PB PAPDI; dan dr. Ceva Wicaksono Pitoyo, SpPD, K-P, FINASIM, KIC, Anggota Bidang Pengembangan Profesi dan Penelitian PAPDI.

Pada orang dewasa, riwayat medis tertentu meningkatkan risiko penularan.

“Ada berbagai faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya pneumonia pada dewasa, seperti faktor umur, pekerjaan, gaya hidup, kondisi kesehatan, atau karena bepergian. Risiko pneumonia juga semakin tinggi apabila memiliki penyakit kronis,” katanya.

Penyakit kronis yang dapat meningkatkan risiko terjadinya pneumonia antara lain diabetes mellitus, penyakit jantung kronis, penyakit hati kronis, penyakit paru-paru kronis, dan penyakit yang melemahkan sistem imun.

Baca juga: Papdi Tambahkan Vaksin PCV 15 sebagai Rekomendasi Vaksin Dewasa

“Terdapat tanda dan gejala dari penyakit pneumonia, seperti sesak napas, menggigil, demam yang tinggi, batuk kering dan berdahak, nyeri dada, nyeri kepala, nafsu makan turun serta mudah lelah. Pada bagian otot gejala yang dapat timbul seperti nyeri otot, dan pegal-pegal,” kata dr. Ceva.

Dokter spesialis penyakit dalam Prof. Samsuridjal Djauzi menyebut langkah penting yang perlu dilakukan untuk menekan tingginya tingkat kasus dan sebagai upaya pencegahan pneumonia adalah dengan melakukan vaksinasi PCV15.

Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) mengumumkan pembaruan rekomendasi jadwal vaksinasi dewasa di tahun 2024 dengan menambahkan vaksin Pneumokokal Konjugat 15-valent (PCV15).

Ia menyebut di dalam vaksin PCV15 terkandung 15 jenis bakteri streptococcus pneumoniae yang akan membentuk 15 macam antibodi dalam tubuh.

“Dengan disuntikkannya PCV15 ini maka membentuk 15 antibodi dalam tubuh, karena antibodi kita tinggi, maka tubuh kita menjadi lebih terjaga dan kebal sehingga tidak mudah tertular penyakit,” ujar Prof.Samsuridjal dalam acara yang sama.

Ia menekankan urgensi pemberian vaksin pneumonia bagi masyarakat yang akan melakukan perjalanan dalam negeri seperti mudik, serta luar negeri, seperti umrah dan haji.

Baca juga: Mencegah Pneumonia pada Anak melalui Pemberian Vaksin PCV 15

Selain mencegah pneumonia, vaksinasi PCV juga dapat membantu mencegah beberapa penyakit lain, seperti radang selaput otak (meningitis), infeksi darah (bakteremia), dan radang telinga (otitis) yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus.

Ketua Umum Pengurus Besar PAPDI, Dr. dr. Sally Aman Nasution SpPD, K-KV, mengatakan, vaksin PCV15 juga telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk diberikan kepada bayi, anak-anak, dan dewasa

”Pemberian vaksin merupakan langkah penting dalam upaya perlindungan kesehatan masyarakat. PAPDI berkomitmen untuk terus menyediakan rekomendasi vaksin yang terkini dan berbasis bukti ilmiah untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat,” kata Sally.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau