Yogyakarta, Kompas.Com - Penderita Diabetes Melitus (DM) atau diabetisi masih dapat menjalankan ibadah puasa. Hanya ada beberapa kondisi yang harus dipenuhi agar tidak terjadi komplikasi penyakit yang lebih berat.
Demikian disampaikan dr. Agus Widiyatmoko, dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UMY, dalam diskusi terbatas tentang "Sehat dan Bugar Saat Puasa" di Kampus terpadu UMY pada Rabu (3/8/2011).
"Penderita DM ada yang boleh berpuasa tanpa penyesuaian, ada yang boleh berpuasa dengan penyesuaian dan ada yang tidak boleh berpuasa" jelasnya. Agus menjelaskan, penderita DM tipe 1 dan 2 yang tidak terkontrol tidak boleh berpuasa. Ini berarti jika gula darahnya lebih dari 180 mg/dl tidak boleh berpuasa.
Begitu juga dengan diabetisi yang sedang hamil, memiliki riwayat ketoasidosis berulang, berusia lanjut dengan gangguan kesadaran serta memiliki komplikasi berat seperti unstable angina dan hipertensi yang tidak terkontrol.
Lebih lanjut menurut Agus, yang terpenting adalah bagaimana diabetisi mengontrol kadar gula darahnya. Pengendalian gula darah dapat dilakukan dengan pengaturan makan, menggiatkan kegiatan jasmani dan memakan obat-obatan yang dianjurkan dokter.
Terkait pola makan, Agus menjelaskan bahwa sebenarnya pola makan diabetisi tidak berbeda jauh dengan pola makan orang sehat normal. Hanya saja harus diperhatikan keteraturan aspek 3J yaitu jenis, jumlah dan jadwal.
Akan lebih baik hasilnya jika tetap menggunakan karbohidrat kompleks sebagai sumber karbohidrat utama, baik saat sahur atau pun berbuka. Makan sahur sebaiknya dilakukan sedekat mungkin dengan waktu imsak agar perut tidak terlalu lama kosong.
"Makanan yang harus dihindari pada saat sahur adalah makanan berminyak dan santan, berkolesterol tinggi dan lemak hewani karena mengakibatkan gangguan pencernaan, perut nyeri dan masalah berat badan. Konsumsi buah dan sayur harus diperbanyak serta mengonsumsi cairan yang cukup dan mengurangi kafein" jelas dokter spesialis penyakit dalam ini.
Pada saat berbuka, menurut Agus, konsumsilah makanan yang menghasilkan energi instan yaitu yang manis. Selain itu, jangan makan yang berlebihan saat berbuka untuk memberikan kesempatan kepada lambung untuk meyesuaikan proses pencernaan.
Sedangkan untuk kegiatan jasmani, dianjurkan untuk mengurangi aktivitas sedenter seperti menonton televisi, menggunakan internet dan bermain game komputer. Disarankan juga untuk mempersering aktivitas olahraga rekreasi dan membiasakan bergaya hidup sehat seperti lebih sering berjalan kaki, menggunakan tangga dari daripada lift dan beraktivitas fisik lebih banyak pada waktu liburan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.