Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rehat Sejenak di Lembah Sumbing-Sindoro

Kompas.com - 25/08/2011, 15:47 WIB

Oleh: Gregorius Magnus Finesso

KOMPAS.com - MUDIK di berbagai ruas Pulau Jawa selalu identik dengan kemacetan dan perjalanan panjang nan melelahkan. Guna menyiasati hal itu, ritual tahunan ini ada baiknya dilakukan dengan santai sembari berlibur.

Menikmati panorama alam di sepanjang perjalanan menuju kampung halaman bisa jadi resepnya. Nah, pemudik yang melintasi jalur tengah Provinsi Jawa Tengah, pesona lembah Gunung Sumbing-Sindoro bisa jadi obat penawar penat.

Pemudik yang hendak menuju wilayah selatan Jateng, seperti Magelang, Purworejo, dan Yogyakarta serta ingin menghindari keruwetan jalur pantai utara Jawa (pantura), cobalah mengambil jalur tengah sebagai alternatif. Kawasan ini terletak di tengah-tengah Palau Jawa dan dilalui jalur Purwokerto-Purbalingga-Banjarnegara-Wonosobo-Temanggung-Salatiga-Boyolali-Solo-Sragen.

Wonosobo juga menghubungkan kota-kota di sebelah barat (Cilacap, Purwokerto, dan Tegal) dengan kota lain di sebelah timur (Solo, Semarang, dan Yogyakarta) serta dilalui sebagai jalur alternatif penghubung Jakarta-Surabaya.

Jalur Wonosobo-Parakan di perbatasan Wonosobo-Temanggung kini kian padat. Dengan jalan berkelok-kelok dan naik turun dengan cuaca yang kadang kurang mendukung, seperti hujan deras bahkan kabut tebal, rehat sejenak sangat disarankan. Perjalanan jarak jauh menyebabkan kondisi kendaraan dan pengendara menurun.

Faktor human error, aspek teknis kendaraan, dan kondisi alam menjadi penyebab sering terjadinya kecelakaan. Perlu istirahat sebentar agar kondisi pengendara dan kendaraan pulih kembali sehingga siap melanjutkan perjalanan.

Secara geografis, Gunung Sumbing berada di sebelah barat daya kota Temanggung dan sebelah timur kota Wonosobo. Sedangkan Sindoro di sebelah barat laut Temanggung dan timur laut Wonosobo. Letak lembah ini juga tidak begitu jauh dari dataran tinggi Dieng. Keduanya memiliki bentuk dan tinggi yang hampir sama. Tinggi Gunung Sumbing sekitar 3.340 meter dari permukaan laut, sedikit lebih tinggi daripada Sindoro (3.155 mdpl). Alam indah khas pegunungan menjadi suguhan utama.

Seperti pada Minggu (10/7/2011) pagi, semburat sinar mentari tampak di balik kedua gunung itu. Tampak petani tembakau sedang mengairi ladang. Ada juga yang menyemprot tanaman tembakau dengan antihama. Namun, ketika siang menjelang, kabut tipis biasanya akan segera menutupi kedua puncaknya bak selimut kapas yang menyembunyikan kegagahan kedua "raksasa" ini.

Selain panorama alam nan indah, dengan udara sejuk segar, daerah-daerah di lereng Sumbing-Sindoro kini juga menawarkan agrowisata, terutama perkebunan kelengkeng, tembakau, vanili, kopi, dan teh. Kondisi alamnya hampir sama dengan Gunung Mas di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat.

Halaman:
Baca tentang

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau