Oleh : Augustine Dwiputri, Psikolog
Saya lelaki berumur 37 tahun, anak tertua dari lima bersaudara. Dalam keluarga, hanya saya saja yang berbicara cenderung cepat sekali. Kadang- kadang malah cepat dan (kata orang ) tidak jelas. Bukan maksud saya untuk berbicara seperti itu, tetapi mulut ini susah dikontrol. Saya sudah pernah melatih diri dengan membaca bersuara dan mengatur tempo. Awalnya kelihatan lancar, tetapi lama-lama suara ini meluncur seperti suara bebek.
Beberapa hari lalu adik saya menelepon saya. Kami berbicara biasa, tetapi lama-lama suara saya jadi cepat. Adik saya lalu mengatakan agar saya mengatur tempo karena ia tidak paham kata-kata saya. Langsung saat itu juga perasaan saya tersinggung. Saya merasa ’ditolak’. Bukan kali ini saja ia berkata seperti itu, tetapi beberapa kali. Bukankah ia dan saya telah hidup ’bersama’ sekian lama tetapi mengapa ia tetap belum bisa menerima kelemahan saya (yang tentu tidak saya ingini)?
Memang, saya tahu kalau saya cenderung bicara cepat, tetapi itu bukan maksud saya membuat bingung orang lain. Saya sungguh malu akan kelemahan saya ini. Saya jarang bicara dengan orang yang belum saya kenal karena kelemahan saya ini. Adakah terapi untuk saya?
Wi – di C ”Cluttering” dan ”Stuttering”
Saudara Wi,
Dari beberapa sumber bacaan yang saya peroleh, tampaknya Anda mengalami apa yang disebut para ahli sebagai cluttering (gangguan irama bicara). Menurut Daly dan Burnett (1999), cluttering (atau tachyphemia) merupakan gangguan bicara dan gangguan komunikasi yang ditandai dengan pembicaraan yang sulit dimengerti pendengarnya karena tingkat berbicara yang cepat, irama tidak menentu, sintaks atau tata bahasa yang miskin, dan tampilnya kata-kata atau kelompok kata yang tidak berhubungan dengan kalimat. Untuk istilah dalam bahasa Indonesia nya saya menggunakan kata ’berbicara kacau’.
Orang dengan bicara kacau ini mungkin mengalami rentang perhatian yang pendek, konsentrasi dan organisasi pemikiran yang buruk, ketidakmampuan untuk mendengarkan, dan kurangnya kesadaran bahwa pembicaraannya tidak dimengerti. Bicara kacau kadang-kadang rancu dengan gagap (stuttering), suatu gangguan bicara yang lebih dikenal oleh masyarakat.
William Smith membedakan kedua hal ini dengan menjelaskan bahwa stuttering (gagap) adalah gangguan kelancaran bicara yang berupa adanya pengulangan, perpanjangan, penghentian pada kata dan suku kata tertentu. Sementara cluttering (bicara kacau) adalah gangguan bicara yang ditandai dengan adanya irama yang sangat cepat sehingga terjadi misartikulasi dan pendengarnya sulit mengerti.
Orang yang gagap biasanya mengalami ketidaklancaran pada suara awal, ketika mulai berbicara, kemudian menjadi lebih lancar ke arah akhir ucapannya. Sebaliknya, orang dengan bicara kacau menunjukkan suara paling jelas pada awal ucapan, tetapi kecepatan berbicara makin meningkat dan makin sulit dimengerti menjelang akhir ucapan. Bicara kacau juga ditandai oleh bicara cadel untuk suara’r’ dan ’l’ serta bicara monoton yang mula-mula keras kemudian melemah menjadi gumaman. Hasil penelitian menunjukkan, orang yang bicara kacau banyak juga gagap, dan sering kali bicara kacau ditutupi oleh kegagapan. Pada beberapa individu, bicara kacau muncul setelah ia mampu mengontrol gagapnya atau gagapnya mulai berkurang. Dampak psikologis
Dengan kelainan bicara yang Anda alami, memang wajar bila kemudian berdampak pada kepercayaan diri Anda, menimbulkan rasa malu dan membuat Anda tidak berani bicara dengan orang yang baru Anda kenal. Namun agar tidak berkepanjangan, sebaiknya segeralah mencari penanganan secara serius. Yang penting Anda menyadari dahulu bahwa cara Anda berbicara memang membuat orang lain sulit memahami Anda, sehingga wajar juga jika mereka menjadi jengkel atau kesal dalam berkomunikasi dengan Anda.
Mereka terganggu dengan cara Anda berbicara, bukan dengan diri Anda. Jadi, mereka bukannya tak mau menerima Anda dengan segala kelemahan Anda. Anda dapat memperbaiki cara bicara Anda, sehingga komunikasi menjadi lebih nyaman. Di dunia ini banyak orang terkenal yang dahulunya adalah penderita cluttering, seperti Battaros, Demosthenes, Otto von Bismarck, dan Winston Churchill.
Penanganan
Sebelum mendapatkan penanganan, adalah penting jika seseorang yang diduga berbicara secara kacau ini dapat didiagnosis secara akurat. Dianjurkan untuk berkonsultasi dengan ahli patologi wicara-bahasa untuk membuat diagnosis terlebih dahulu. Anda dapat pergi ke ahli terapi wicara di klinik atau rumah sakit. Anda akan mendapat latihan/pengajaran mengenai teknik-teknik berbicara secara lebih benar.
Dari informasi yang saya peroleh dari seorang ahli terapi wicara di Jakarta, Anda perlu datang beberapa kali, bisa dengan durasi sekali atau dua kali seminggu untuk menjalani terapi, dengan perkiraan biaya sekitar Rp 100.000,- per kedatangan. Tentunya besarnya biaya bisa berbeda-beda.
Hal yang sangat penting adalah Anda perlu rutin melatih diri sendiri setelah bertemu dengan terapis. Seberapa efektif terapi akan membantu Anda, sangat bergantung pada kesadaran bahwa Anda memang memerlukan penanganan, motivasi diri untuk berubah serta dukungan positif dari keluarga, teman maupun lingkungan sekitar. Bila kita tidak yakin bahwa kita memang punya masalah maka kita jadi kurang peduli tentang kondisi yang kita alami, dan kurang termotivasi untuk berubah atau mengupayakan perbaikan diri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.