Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Giliran Makau Cetak Rekor Dunia Maraton

Kompas.com - 30/09/2011, 03:45 WIB

”Ich bin ein Berliner” (Saya dari Berlin). Kata-kata yang disampaikan almarhum Presiden Amerika Serikat John Fitzgerald Kennedy saat berkunjung ke Tembok Berlin, 26 Juni 1963, masih terus memberi aneka makna.

Termasuk ketika Berlin benar-benar mampu membuktikan kepada dunia bahwa kota tersebut harus tetap dikenang. Jelas bukan karena Tembok Berlin yang kini sirna.

Hal itu karena hanya di kota Berlin terjadi pemecahan rekor dunia nomor maraton putra hingga tujuh kali dalam 13 tahun terakhir pelaksanaan maraton di kota tersebut.

Pemecah rekor dunia maraton ketujuh itu adalah Patrick Makau Musyoki pada Minggu (25/9). Pelari jarak jauh asal Kenya itu pada 2 Maret 2011 genap berusia 26 tahun.

Di kejuaraan Maraton Berlin BMW ke-36 itu, Makau menyelesaikan lomba dengan catatan waktu 2 jam, 3 menit, dan 38 detik. Makau memecahkan rekor dunia sebelumnya atas nama Haile Gebrselassie (38) asal Etiopia.

Rekor dunia Gebrselassie adalah 2 jam, 3 menit, dan 59 detik. Dia juga menciptakan rekor dunia tersebut di kejuaraan Maraton Berlin 2008.

”Rekor ini menjadi rekor dunia yang sangat khusus bagi pelari Kenya, terutama karena rekor itu mampu mengalahkan pencapaian pelari Etiopia,” kata Makau.

”Semua orang di Kenya akan senang dengan hasil yang saya peroleh. Hal itu terbukti ketika manajer saya mendapat banyak ucapan selamat dari Kenya,” ujar Makau yang berasal dari Manyanzwani.

Salah satu hal yang mendukung pemecahan rekor dunia itu, kata Makau, karena temperatur udara yang bersahabat.

Temperatur udara saat maraton dimulai sekitar 10 derajat celsius. Saat lomba maraton selesai, suhu naik menjadi 16 derajat celsius.

”Jadi, menurut saya, jika ada pelari lain bersama saya, saya dapat berlari lebih cepat lagi. Bahkan, pelari lain juga mampu berlari jauh lebih cepat lagi,” ujar Makau merendah.

Manajer Gebrselassie, Jos Hermens, menegaskan, kekalahan pelarinya mungkin menjadi akhir era kejayaan Gebrselassie. ”Adanya pemecahan rekor dunia itu bukan berarti akhir dari karier Gebrselassie di dunia maraton,” ujarnya. (NIC)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com