Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Depok KLB Hepatitis A

Kompas.com - 12/12/2011, 04:26 WIB

Depok, Kompas - Perkembangan serangan virus hepatitis A di Depok mengkhawatirkan. Kurang dari satu bulan, tercatat sudah 39 siswa dan guru Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Depok yang jatuh sakit. Wali Kota Depok Nur Mahmudi Isma’il kembali menetapkan Depok dalam status kejadian luar biasa.

”Melihat penyebaran virus dan jumlah korban saat ini, secara teori sudah bisa ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB),” kata Wali Kota Depok Nur Mahmudi Isma’il, Sabtu (10/12), kepada Kompas.

Status KLB terkait hepatitis A juga pernah dikeluarkan Nur Mahmudi pada 9 November lalu. Saat itu, 59 siswa SMKN 2 Depok diduga terserang virus ini.

Namun, Nur Mahmudi mengimbau masyarakat tidak panik menghadapi serangan virus hepatitis A. ”Langkah pencegahan sudah dilakukan. Kami juga sudah mendirikan posko kesehatan di sekolah. Tim medis dari dinas kesehatan sedang menangani persoalan ini secara serius.” tuturnya.

Posko kesehatan di SMAN 4 Depok sudah dibuka sejak Jumat. Mereka juga memberikan obat, vitamin, dan masker kepada siswa dan guru. Posko dibuka selama seminggu.

Informasi jangan diredam

Hingga akhir pekan ini, informasi dari pejabat Pemerintah Kota Depok menyebutkan baru 3 siswa positif hepatitis A, sedangkan 35 siswa lainnya menjalani perawatan di rumah sakit dan rawat jalan.

Sementara itu, informasi dari beberapa orangtua siswa berbeda. Menurut mereka, dari hasil uji laboratorium rumah sakit, paling tidak ada 25 siswa yang terserang hepatitis A.

Hingga Minggu, sebanyak 6 siswa dipastikan positif, sementara 8 siswa hampir positif tinggal menunggu hasil laboratorium. Kemarin, tim dari dinas kesehatan juga memeriksa 25 siswa dan guru yang mengalami keluhan.

Pendataan penderita hepatitis A di SMAN 4 Depok memang tidak seragam. Data yang diberikan pihak sekolah dan dinas kesehatan berbeda dengan informasi para orangtua yang mendampingi anaknya dirawat di rumah sakit.

Hermi Zulkarnain (40), orangtua siswa Kelas XI SMAN 4 Depok, mengkhawatirkan adanya kesengajaan untuk meredam informasi sebenarnya. ”Jika informasinya diredam, bagaimana bisa mengantisipasi sebaran virus hepatitis,” kata Hermi.

Yenti (49), orangtua siswa Kelas X SMAN 4 Depok yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Hermina, mengatakan, dirinya sudah menyampaikan hasil uji laboratorium kepada pihak sekolah. ”Saya orangtua ke-21 yang memberikan laporan kepada sekolah. Saya heran, mengapa tidak ada informasi yang jelas dari pihak sekolah kepada publik,” ujarnya.

Hasil uji laboratorium enam siswa di RS Hermina juga menunjukkan positif terserang hepatitis A.

Kepala Sekolah SMAN 4 Depok Dede Agus menegaskan, tidak ada upaya untuk menyembunyikan informasi. Dia mengaku sudah menerima hasil uji laboratorium dari sejumlah orangtua murid, tetapi data tersebut sudah diserahkan kepada tim medis posko kesehatan dari Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat Tapos. ”Saya tidak berhak mengumumkan hasil uji lab. Yang berhak mengumumkan dokter,” ujarnya.

Dede menyebutkan, sampai Sabtu sore sudah 38 siswa yang dirawat di rumah sakit, antara lain di RS Bhakti Yuda, RS Sentra Medika, RS Gatot Subroto Jakarta, RS Polri Jakarta, RS Hanasah Graha Aviah, RS Simpangan, RS Hermina, dan RS Mitra Keluarga. (NDY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com