Oleh : Dr.Andri, SpKJ *
Kalau anda diminta datang ke psikiater oleh teman anda, kira-kira apa jawaban anda ? Bisa saja anda bilang "Ngapain ke psikiater, emang gw gila ?" . Mungkin juga "Kok loe nyuruh-nyuruh gue ke psikiater sih, emang gue bakal jadi lebih baik kalau ke sana?". Ada juga yang mengatakan "Gue tahu gue butuh psikiater, tapi gue takut ketergantungan ama obat-obatnya".
Buat sebagian besar orang Indonesia, ke psikiater mungkin adalah sesuatu yang harusnya dijauhi dalam kehidupan selama menjadi manusia. Dengan stigma yang masih melekat kuat terhadap gangguan jiwa dan profesinya termasuk psikiater, maka agak sulit membuat orang sadar berobat ke psikiater walaupun jelas-jelas mengalami gangguan kejiwaan.
Walaupun kesadaran akan perlunya konsultasi ke psikiater makin meningkat, tetapi kondisi ini baru berada pada komunitas tertentu saja. Sebagian masih memandang gangguan jiwa itu adalah sesuatu yang baik sendiri dan cukup hanya dengan pasrah pengobatannya. Di bawah ini, saya akan sedikit menguraikan apa yang dilakukan psikiater kepada pasien yang datang pada sesi pertama konsultasi yang biasanya berkisar antara 30-40 menit.
1. Membiarkan pasien menceritakan keluhannya dan latar belakang sakitnya
Pasien yang telah datang menemui psikiater biasanya akan menanyakan keluhan utama yang membuat pasien datang menemuinya. Psikiater biasanya akan membiarkan pasien menceritakan keluhan dan latar belakang dari sakitnya itu. Terkadang pasien kebingungan untuk memulai pembicaraan, pada kondisi ini biasanya psikiater bisa membantu mengarahkan pasien dalam menceritakan apa yang menjadi keluhan dan latar belakangnya.
2. Menanyakan informasi tambahan terkait keluhan sakitnya dan melakukan pemeriksaan fisik
Setelah membiarkan pasien bercerita, maka selanjutnya pasien akan ditanyakan pertanyaan-pertanyaan yang sekirannya ditanyakan untuk melengkapi riwayat perjalan penyakit pasien, sehingga psikiater dapat mengarahkan kepada suatu diagnosis tertentu. Informasi ini sangat penting dan bisa didapatkan langsung dari pasien atau keluarganya. Pemeriksaan fisik dilakukan juga kepada pasien dengan gangguan kejiwaan. Saya selalu memeriksa fisik pasien tanpa kecuali setiap datang kontrol. Walaupun saya memahami ada psikiater yang tidak melakukan hal ini karena mungkin menganggap pasien yang datang kepadanya adalah pasien tanpa gangguan fisik.
3. Menerangkan kepada pasien tentang sebab/pemicu dari sakitnya
Walaupun sampai saat ini kebanyakan gangguan kejiwaan belum ditemukan sebabnya, tetapi psikiater biasanya akan menerangkan apa yang terjadi di dalam otak berkaitan dengan sakit yang diderita. Psikiater juga akan menerangkan bagaimana kondisi biopsikososial sangat berpengaruh terhadap kondisi sakit yang diderita. Konsep biopsikososial ini yang biasanya akan menjadi dasar informasi tentang sakit yang diderita pasien.