Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/09/2012, 17:32 WIB

Kompas.com - Wabah penyakit akibat pangan beberapa waktu terakhir ini cukup sering terjadi dan menimbulkan banyak korban. Yang paling heboh mungkin kasus keracunan makanan di Eropa yang menyebabkan 3.000 orang di 14 negara sakit.

Ada banyak penyebab bakteri yang memicu keracunan makanan, termasuk diantaranya 7 jenis bakteri ini. Kenali sehingga Anda bisa menghindarinya.

1. Escherichia coli (E.coli)

Bakteri ini hidup dalam usus manusia dan juga sapi, kambing serta domba. Karenanya keberadaan E.coli bisa dipakai untuk mengindikasikan adanya kontak dengan kotoran manusia. Bakteri E.coli juga sering ditemukan pada daging yang kurang matang, susu segar (raw milk), dan jus.

Gejala kontaminasi E.coli meliputi diare berat, nyeri perut, serta muntah yang berlangsung sekitar 5-10 hari. Untuk menghindari bakteri ini, masaklah daging sampai matang, cuci buah dan sayuran dengan air mengalir sebelum dikonsumsi, dan hindari susu segar yang belum dipasteurisasi.

2. Campylobacter

Campylobacter jejuni adalah bakteri berbentuk spiral yang berkembang di ayam dan sapi. Bakteri ini bisa menginfeksi tanpa menyebabkan gejala penyakit.

Pada manusia, bakteri Campylobacter menyebabkan diare, perut keram, nyeri perut, dan demam. Feses diare seringkali berdarah. Kebanyakan kasus infeksi memang ringan, tetapi bakteri ini bisa berakibat fatal pada anak-anak, lansia, dan orang yang menderita gangguan imun.

Cara menghindari bakteri ini adalah memasak daging sampai matang, mencuci tangan dengan sabun setelah menyentuh daging mentah, serta membersihkan peralatan masak yang dipakai mengolah daging mentah.

3. Listeria

Listeria monocytogenes adalah bakteri yang biasa ditemukan di tanah dan air, dan juga makanan mentah, makanan olahan, serta susu yang tidak dipasteurisasi. Seperti bakteri lain, listeria juga dapat hidup dan menyebar di temperatur dingin seperti dalam kulkas.

Gejala kontaminasi bakteri listeria antara lain demam dan menggigil, sakit kepala, mual, dan nyeri perut. Pada ibu hamil dan janin, infeksi bakteri ini bisa berbahaya.

Hindari infeksi literia dengan mencuci bersih buah yang keras seperti melon atau mentimun. Bersihkan secara berkala kulkas dan pisahkan produk makanan matang dan mentah.

4. Vibrio

Vibrio parahaemolyticus biasanya ditemukan pada seafood mentah karena ia memang hidup di air asin. Dalam 24 jam sejak terinfeksi, seseorang akan merasakan gejala diare, mual, muntah, dan demam.  Gejalanya bisa bertahan 3 hari, namun infeksi yang berat jarang terjadi.

5. Toksoplasma

Lebih dari 60 juga pria, wanita, dan anak-anak di Amerika Serikat membawa parasit Toxoplasma gondii. Tetapi jarang ada yang menunjukkan gejala karena sistem imun menjaga supaya parasit ini tidak menyebabkan sakit.

Akan tetapi, ada juga orang yang mengalami toksoplasmosis, dengan gejala seperti akan sakit flu, yakni sakit kepala, tidak enak badan, dan demam. Pada ibu hamil, parasit ini bisa menyebabkan gangguan serius seperti kerusakan otak, mata, dan organ lain pada janin.

Kebanyakan orang terinfeksi toksoplasma setelah kontak dengan feses kucing yang membawa parasit, mengonsumsi daging yang belum matang, atau minum air yang terkontaminasi.

6. Salmonela

Salmonela adalah kelompok bakteri yang banyak ditemukan di telur setengah matang, daging, dan terkadang sayur dan buah yang tidak dicuci bersih.

Infeksi bakteri ini menyebabkan gejala demam, diare, sakit perut, dan nyeri kepala. Kebanyakan orang akan sembuh tanpa obat, tetapi infeksi salmonela bisa serius pada lansia, anak-anak dan penderita penyakit kronik.

7. Norovirus

Norovirus adalah virus penyebab gastroenteritis, penyakit yang memicu inflamasi di perut dan usus. Sebagian orang menyebutnya sebagai "flu perut".

Virus ini ditemukan pada makanan dan minuman yang terkontaminasi. Ia juga bisa hidup di permukaan atau menyebar karena kontak dengan orang yang terinfeksi.  Gastroenteritis sangat menular.

Gejalanya antara lain mual, sakit perut, muntah, diare, sakit kepala, demam, dan kelelahan, yang berlangsung beberapa hari. Kebanyakan orang bisa pulih dengan cepat, tetapi pada mereka yang kurang minum untuk menggantikan cairan yang hilang akibat muntah dan diare, diperlukan infus.

Untuk mencegah novovirus, cucilah tangan dengan sabun sebelum makan, bersihkan dengan disinfektan permukaan di dapur dan kamar mandi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau