Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/09/2012, 19:08 WIB

KOMPAS.com - Banyak di antara kita kerap merasa kurang dengan waktu 24 jam dalam sehari. Tumpukan pekerjaan ditambah deretan aktivitas yang tertunda menunjukkan betapa padatnya jadwal dalam sehari, sehingga Anda perlu mengoptimalkan waktu.

Kajian para ahli menunjukkan, jika Anda mampu bekerja secara efektif pada saat irama tubuh Anda dalam kondisi optimal, bukan tidak mungkin urusan akan terselesaikan dengan baik sesuai waktu yang Anda miliki.

Banyak orang  mengatur kegiatan atau pekerjaan sesuai dengan waktu yang mereka miliki. Bukan mengikuti irama alami tubuh. Banyaknya tugas yang dimiliki seseorang dapat mengganggu irama sirkadian, yang erat kaitannya dengan kondisi kesehatan penyebab beragam penyakit seperti diabetes, kepikunan, depresi, dan obesitas.

Menurut ahli biologi molekuler dan komputasi dari Universitas Southern California Steve Kay, jenis tugas yang mengerahkan fungsi kognitif sebaiknya dikerjakan pada pagi hari.  Pasalnya di pagi hari, kewaspadaan memori dan konsentrasi  setahap demi setahap membaik seiiring peningkatan suhu tubuh.

Para peneliti dari Universitas Pennsylvania menemukan, konsentrasi seseorang akan pecah ketika waktu beranjak siang sekitar pukul 12.00 - 16.00. Robert Matchok, ahli psikologi, mendukung temuan ini dan mengatakan kewaspadaan seseorang akan mulai menurun setelah makan siang.

Menurut Martin Moore-Ede, direktur eksekutif Circadian, sebuah lembaga pelatihan dan konsultan di Massachusetts, pada pukul 14.00, orang mudah menjadi lesu. Banyak orang pada jam ini tidak tertarik untuk bekerja dan bahkan mengantuk. Namun, ada pula orang yang merasa lelah, namun justru meningkat kemampuan kreativitasnya.

Pendapat ini didukung hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal Thinking and Reasoning. Dalam riset itu, sebanyak 400 siswa diminta menyelesaikan dua masalah dengan menggunakan pemikiran analitis atau inovatif. Peneliti mengamati, pemikiran inovatif terbaik akan muncul pada jam tidak produktif. Mareike Wieth, peneliti, percaya ketika pikiran seseorang mengembara akan memungkinkan ia berpikir lebih inovatif dan bebas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau