Kompas.com - Sekitar 12 persen pasangan suami-istri mengalami kesulitan memperoleh keturunan atau infertilitas sehingga memerlukan bantuan medis untuk mendapatkan kehamilan.
Menurut dr.Ivan Sini, Sp.OG, CEO Morula IVF Indonesia, demografi infertilitas atau ketidaksuburan di seluruh dunia hampir sama.
"Di Indonesia, dari populasi reproduksi yang mencapai 40 juta diperkirakan terdapat 4 juta pasangan yang sulit mendapat keturunan," katanya dalam acara media edukasi mengenai teknologi terkini bayi tabung di RS.Bunda Jakarta, Selasa (31/10).
Kendati jumlah penduduk Indonesia saat ini sudah lebih dari 240 juta jiwa, namun menurut Ivan gangguan kesuburan menjadi problem yang dianggap penting bagi tiap pasangan.
"Orang yang sulit punya anak sering menarik diri dari pergaulan sosial karena merasa inferior," imbuhnya.
Ada beberapa penyebab gangguan kesuburan, di klinik bayi tabung Morula IVF Indonesia, kebanyakan disebabkan karena endometriosis atau kista, saluran telur tersumbat, atau infeksi radang panggul. Penyebab dari pihak pria antara lain jumlah dan kualitas sel sperma rendah, serta azoospermia alias tidak punya sel sperma.
Namun menurut Ivan berbagai masalah kesuburan itu kini lebih mudah diatasi. Salah satunya dengan program bayi tabung (in vitro fertilization/IVF).
Menurut penjelasan Prof.Arief Boediono, direktur laboratorium embriologi Klinik Morula IVF, teknologi yang semakin mutakhir berpengaruh besar pada perbaikan diagnosis dan pendekatan klinis masalah kesuburan.
"Ada beberapa teknologi terbaru dalam terapi bayi tabung yang bisa meningkatkan angka kehamilan," kata Arief dalam kesempatan yang sama.
Ivan menambahkan bahwa kemajuan teknologi bayi tabung di Indonesia tidak kalah dengan rumah sakit di luar negeri.
"Dari segi biaya di luar negeri hampir tiga kali lipat lebih mahal tapi hasil akhirnya hampir sama dengan di tanah air," kata Ivan.
Ia menjelaskan, menurut standar internasional angka kehamilan program bayi tabung berkisar 35-36 persen, namun di klinik Morula IVF Indonesia angkanya bisa mendekati 40 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.