Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/01/2013, 09:58 WIB

Tidak berlebihan
Hal yang perlu diwaspadai adalah jika seseorang tidak tahu bahwa dirinya sebetulnya punya penyakit lambung dan suka makanan pedas. “Makan pedas bisa menambah berat sakitnya. Dan, dia pikir sakitnya itu karena makan cabai, padahal sebetulnya sudah punya maag,” ujar Hendarto.

Bagi penderita maag, bukan cuma cabai yang sebaiknya dihindari. Ia juga harus menghindari kopi, alkohol, jahe, dan makanan merangsang lain. Meskipun, lanjut Hendarto, ada juga penderita sakit maag  yang baik-baik saja jika makan cabai. Sekali lagi, ia menegaskan hal ini karena penyebab multifaktor tadi. Akan tetapi, secara umum, cabai memang mempunyai zat yang merangsang saluran cerna yang ditanggapi secara berbeda oleh masing-masing individu.

Kuncinya, menurut Hendarto, boleh saja makan cabai tapi tidak berlebihan. Pastikan juga bahwa Anda sehat, tidak punya penyakit lambung lain.

Apa pun, lanjut Hendarto, segala yang berlebihan pasti tidak baik dan bisa merusak. Dalam kondisi sehat, makan pedas memang tidak menimbulkan dampak yang berarti.

“Enggak masalah makan pedas, asal kuat dan masih dalam toleransi yang bersangkutan. Ini, kan, individual. Ada yang makan cabai satu saja sudah tidak kuat, tapi ada juga orang yang makan cabai 10 belum apa-apa. Sangat relatif,” ujar dokter ramah ini.

Nah, jika Anda sudah telanjur makan dan kepedasan, netralkan dengan mengonsumsi garam. “Ini bisa memang mengurangi rasa pedas. Rasa pedasnya ditimpa zat lain yang juga mempunyai rasa yang kuat. Jadi, saraf perangsang akan didominasi oleh garam. Tapi, di ilmu kedokteran tidak ada cara untuk menetralisasi rasa pedas. Yang ada adalah obat penetralisasi asam lambung, bukan menetralisasi cabai,” katanya.

Jadi, bagaimana kita bisa tetap mengonsumsi makanan pedas tanpa takut sakit? Hendarto menyarankan, makanlah secukupnya, jangan berlebihan atau jangan kurang. Makan cabai boleh-boleh saja, kecuali dilarang oleh dokter karena diketahui ada penyakit di saluran cerna yang tidak boleh menerima makanan yang merangsang, atau bila sedang sakit buang-buang air besar. “Tapi, kalau dalam keadaan sehat, sih, enggak apa-apa asal secukupnya,” tuturnya.

(Tabloid Nova/Hasto Prianggoro)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau