Kompas.com - Masih terbuka harapan gangguan kemampuan berbicara anak autis akan meningkat. Anak autis yang mengalami kelambatan kemampuan bicara di usia dini umumnya mampu berbicara dengan baik di usia 8 tahun.
Anak-anak autis yang bisa mengejar ketertinggalannya tersebut terutama tampak pada anak yang punya kecerdasan komunikasi nonverbal.
Hal tersebut terungkap dalam penelitian yang melihat keterlambatan bicara (speech delay) pada anak-anak autis. Hampir 70 persen anak yang tidak bisa merangkai kata, bahkan kalimat sederhana di usia 4 tahun, bisa melakukannya di usia 8 tahun. Bahkan pada beberapa kasus, mereka bisa berbicara dengan lancar.
Gangguan spektrum autisme adalah istilah yang menjadi payung untuk mendefinisikan gangguan perkembangan, mulai dari yang ringan hingga berat. Yang ringan misalnya sindrom Asperger, sedangkan dalam tingkat yang berat antara lain autisme berat.
Ciri utama anak autisme adalah gangguan perilaku dan interaksi sosial. Gejala autisme sendiri bisa ditemukan sejak anak berusia 1-2 tahun.
Penelitian terbaru mengenai autisme ini dilakukan oleh Dr.Ericka Wodka dan dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics.
"Hasil studi ini bisa memberikan petunjuk bagi dokter dan orangtua bahwa jika kelambatan bicara pada anak masih bertahan sampai anak usia 6 atau 7, tetap ada harapan kemampuannya meningkat. Ada kesempatan anak-anak ini akan mampu berkomunikasi secara bermakna," kata Wodka.
Tim peneliti mengevaluasi data lebih dari 500 anak dengan sindrom spektrum autisme yang mengikuti studi berskala nasional. "Data yang kami pakai berdasarkan pada pengukuran aktual dari kemampuan anak dan wawancara orangtua," katanya.
Saat berusia balita, anak-anak tersebut tidak ada yang mampu mengucapkan kalimat, kemampuan untuk menggabungkan lebih dari dua kata untuk berkomunikasi. Pada contoh yang paling sederhana misalnya saja berkata, "saya mau minum", mereka tidak mampu.
Data demografi, termasuk penghasilan orangtua dan tingkat pendidikan, serta karateristik psikiatri anak, tidak terkait dengan kemampuan bicara anak. Perilaku melakukan sesuatu berulang-ulang juga tidak ada kaitannya dengan gangguan komunikasi.
Prediktor kuat terhadap kemampuan anak untuk meningkatkan keterampilan komunikasinya atau lancar berbicara diliat dari kecerdasannya menggunakan komunikasi nonverbal dan kemampuannya bergaul.
Menurut Dr.Sarah Paterson, pakar perkembangan saraf, kemampuan sosial dan keterampilan komunikasi nonverbal memang menjadi hambatan dalam berbicara. "Anak yang punya keterampilan tersebut umumnya punya penguasaan bahasa yang labih baik," katanya.
Bila anak memiliki kemampuan komunikasi nonverbal, misalnya menggunakan gerakan atau mimik wajah untuk berkomunikasi, meski tanpa kata-kata, serta jika anak bersikap responsif secara sosial, ada kemungkinan juga anak tersebut bukan penyandang autisme tetapi hanya kelambatan bicara saja.
"Untuk memastikannya memang harus berdasarkan penilaian dokter yang kompeten. Setiap anak seharusnya diperiksa jika mengalami kelambatan bicara," kata Dr.Andrew Adesman, dari Cohen Children's Medical Center, AS.
Ia menambahkan, orangtua harus memahami bahwa anak autisme bukan cuma tidak bisa berbicara, tetapi mengalami gangguan berkomunikasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.