Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/04/2013, 19:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Neuropati merupakan kerusakan saraf akibat penurunan fungsi saraf. Neuropati umumnya dialami oleh mereka yang berusia lebih dari 40 tahun. Data Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) tahun 2012 mengatakan, sekitar 26 persen atau 1 dari 4 orang yang berusia 40 tahun ke atas mengalami neuropati.

Menurut Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi PERDOSSI Pusat dr. Manfaluthy Hakim mengatakan, neuropati biasanya terjadi awalnya di kaki. Hal ini dikarenakan kaki memiliki ukuran saraf yang panjang.

"Pangkal saraf kaki ada di pinggang, bandingkan dengan tangan yang ada di leher. Maka kaki biasanya lebih rentan mengalami gangguan saraf," tutur dokter dengan panggilan Luthy ini dalam temu media yang bertajuk 'Konsumsi Vitamin Neurotropik Sejak Dini Cegah Neuropati' Rabu (3/4/2013) di Jakarta.

Neuropati memiliki gejala seperti rasa baal atau kebas, rasa terbakar, mati rasa, kram, kaku otot, kesemutan, kehilangan kontrol kandung kencing, kulit hipersensitif, kulit mengkilap dan rambut rontok di area tertentu, kelemahan anggota gerak, dan penyusutan otot.

Menurut Luthy, neuropati juga disebabkan oleh trauma atau saraf yang terjepit. Trauma disebabkan oleh beberapa kebiasaan, yang biasanya dilakukan dalam waktu lama dan berulang-ulang. Apa saja kegiatan yang memicu neuropati?

1. Mengetik pada keyboard dengan posisi yang salah.

Posisi mengetik yang salah akan menyebabkan trauma pada tangan atau yang biasa disebut dengan istilah carpal tunnel syndrome. Jika berlangsung terus menerus dan tidak diambil tindakan, maka akan menjadi neuropati.

2. Terlalu banyak jongkok.

Jongkok akan menekan banyak saraf di kaki. Jika terlalu lama dilakukan biasanya akan menimbulkan rasa kebas atau kesemutan. Hal ini juga dapat memicu neuropati.

3. Terlalu banyak duduk bersila.

Hampir sama seperti jongkok, duduk bersila juga banyak menekan saraf di kaki yang memicu neuropati.

4. Duduk sambil menyilangkan kaki.

Menyilangkan kaki saat duduk mungkin terlihat indah, namun efeknya akan menimbulkan kesemutan. Maka sebaiknya sering-seringlah mengganti posisi duduk.

Selain itu, posisi-posisi lainnya yang menekan tangan dan kaki terlalu lama dan sering juga memicu neuropati. Namun jika kebiasaan tersebut dihentikan atau dikurangi tidak akan sampai mengakibatkan neuropati.

"Kebiasaan tersebut dapat memicu neuropati, tapi biasanya hanya mengakibatkan fungsi saraf terganggu dan bisa disembuhkan karena bersifat reversibel," tandas Luthy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau