Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerakan 1.000 Hari Pertama Kehidupan Atasi Anak Pendek

Kompas.com - 06/04/2013, 07:52 WIB

Jakarta, Kompas - Banyaknya anak pendek alias stunting menunjukkan besarnya kasus kurang gizi di Indonesia. Untuk mengatasi, saat ini disiapkan program nasional sadar gizi yang disebut Gerakan 1.000 Hari Pertama Kehidupan. Program ini dilaksanakan hingga akhir 2015, melibatkan 11 kementerian.

Demikian benang merah paparan Peter Guest, Deputy Country Director Program Pangan PBB (WFP), Fasli Jalal, Guru Besar Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang, dan Arum Atmawikarta, Sekretaris Eksekutif Nasional Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) di Bappenas, dalam diskusi tentang ketahanan pangan di Jakarta, Kamis (4/4).

Berdasarkan indikator tinggi badan dan umur, Fasli memaparkan prevalensi anak bawah lima tahun yang masuk kategori pendek dan sangat pendek mencapai 40 persen di desa dan lebih dari 30 persen di perkotaan.

Anak pendek dan sangat pendek ini memiliki beberapa risiko, antara lain tingkat kecerdasan dan produktivitas rendah. Pada usia dewasa berisiko lebih besar terkena penyakit degeneratif.

Menurut Fasli, untuk menekan kasus stunting anak balita, perlu diperhatikan kecukupan gizi anak balita pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). Selama ini mengatasi gizi buruk difokuskan pada bayi sejak dilahirkan hingga berusia lima tahun.

Padahal, periode emas adalah saat anak masih dalam kandungan hingga usia dua tahun. Karena itu, perlu perubahan paradigma dalam penanganan gizi buruk.

Hal ini yang mendasari penyiapan Gerakan 1.000 HPK di Indonesia. ”Pencanangan secara nasional berdasarkan Peraturan Presiden dan melibatkan 11 kementerian,” kata Arum.

Dalam pelaksanaan di daerah, kata Fasli, akan melalui berbagai pendekatan, antara lain penyuluhan di posyandu dan kantor dinas agama dalam pemberian nasihat pola hidup sehat bagi pasangan yang akan menikah.

Untuk menginisiasi penanganan gizi buruk dan anak pendek di Indonesia, WFP bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan membuat peta kerawanan dan ketahanan pangan di Indonesia melalui riset kesehatan dasar tahun 2010.

Peta itu mengungkapkan, kasus tertinggi gizi buruk ditemukan di kawasan timur Indonesia. ”Sebanyak 7,7 juta anak di bawah lima tahun (35,6 persen) mengalami stunting,” kata Guest. Tahun ini peta akan diperbarui. (YUN)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau