Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/05/2013, 16:53 WIB

Kompas.com - Ada sejumlah alasan mengapa bayi seharusnya mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) ketimbang susu formula, salah satunya adalah mendukung perkembangan otak bayi yang sangat cepat.

Dibandingkan dengan susu sapi, ASI mengandung laktosa atau karbohidrat utama yang berfungsi sebagai salah satu sumber energi untuk otak. Jumlah laktosa dalam ASI sekitar 7 persen atau hampir dua kali lipat dibanding laktosa yang ditemukan pada susu sapi atau susu formula.

"Laktosa dalam ASI paling tinggi dibanding susu dari spesies lain," kata dr.I Gusti Ayu Pratiwi Sp.A, dalam acara mengenai pemberian ASI yang diadakan oleh Pigeon di Jakarta, Kamis (23/5/13).

Kandungan lain yang tak kalah penting adalah AA dan DHA. Meski beberapa produk susu formula juga mengandung kedua asam lemak tersebut, namun dalam ASI terdapat enzim lipase yang membuat penyerapan AA dan DHA lebih optimal.

"Jika ada susu formula yang tidak ada enzim ini patut dipertanyakan apakah usus bayi baru lahir dapat menyerap DHA," kata dokter yang biasa disapa dokter Tiwi ini.

Lagi pula, komponen AA dan DHA yang ditambahkan dalam susu formula belum tentu sebaik yang terdapat dalam ASI.

Tak heran jika beberapa penelitian menyimpulkan bahwa bayi-bayi yang mendapatkan ASI memiliki kemampuan kognitif lebih baik dibandingkan dengan bayi yang diberi susu sapi.

"ASI mengandung komponen-komponen yang dibutuhkan untuk otaknya, sedangkan sapi komponennya lebih kepada pembentukan otot. Itu sebabnya anak manusia perlu waktu 180 hari untuk mencapai dua kali berat lahirnya, sementara anak sapi hanya perlu 47 hari," kata dr.Tiwi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau