Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/06/2013, 14:11 WIB

Kompas.com - Noda pada gigi bisa mengurangi sempurnanya senyuman. Memutihkan gigi dengan cara di-bleaching memang menjadi cara yang ampuh untuk mengembalikan warna asli dan cemerlangnya gigi.

Ada banyak penyebab warna gigi menjadi kusam, antara lain kebiasaan merokok, minum kopi, teh, red wine, atau riwayat penggunaan obat-obatan tertentu.

Untuk menghilangkan noda pada gigi, kini tersedia perawatan pemutihan gigi (dental bleaching). Metode bleaching, menurut drg.Diego Dimas, berbeda dengan whitening.

"Kalau whitening sebenarnya adalah usaha untuk memutihkan, bukan mengubah warna gigi. Sedangkan bleaching bisa mengubah warna gigi," kata dokter gigi dari InterDental Clinic Jakarta ini.

Menurut American Dental Association, tindakan bleaching gigi sudah mulai dilakukan sejak abad 19 untuk memutihkan gigi yang berubah warna. Tetapi saat itu tujuannya hanya sebatas perawatan gigi.

Memutihkan gigi untuk tujuan estetika baru mulai dilakukan sejak akhir tahun 1980-an. Selain dilakukan di klinik dokter gigi, pada masa itu juga mulai dikenal pemutih gigi yang bisa dilakukan sendiri oleh konsumen di rumah.

Diego menjelaskan, memang ada dua macam metode pemutihan gigi, yakni di rumah dan di klinik dokter gigi.

"Di klinik, dokter gigi akan menggunakan bahan pemutih gigi hidrogen perioksida untuk menarik warna asli gigi," katanya saat ditemui di acara yang diadakan Pepsodent Sensitive Expert di Jakarta, Rabu (5/6/13).

Sementara itu pemutihan gigi di rumah pada dasarnya adalah lanjutan dari proses yang dilakukan di klinik. "Di rumah sifatnya untuk maintenance saja," katanya.

Dibandingkan beberapa tahun lalu, saat ini sudah tersedia bahan-bahan pemutih gigi yang bisa mengubah warna gigi sampai beberapa tingkatan warna. "Dulu kami nggak berani menjanjikan pada pasien, sekarang dengan teknologi terbaru warna gigi bisa dinaikkan sampai beberapa tone warna," katanya.

 Untuk keamanan dan hasil yang optimal, ia lebih menyarankan agar bleaching di lakukan di klinik gigi. "Kalau salah menggunakan, bahan pemutihnya bisa mengiritasi gusi atau jaringan lunak," katanya.

Gigi sensitif

Tidak semua orang bisa melakukan bleaching gigi. Mereka yang giginya banyak ditambal atau ada retak-retak tidak disarankan melakukan tindakan bleaching. Ibu hamil juga tidak disarankan melakukan perawatan ini.

Dalam jangka pendek, bleaching gigi juga bisa menyebabkan efek samping berupa gigi sensitif. Menurut Diego, hal tersebut merupakan efek dari obat pemutih yang digunakan serta jika ada retak-retak halus pada gigi.

"Makanya kalau ingin melakukan bleaching jangan sembarangan, sebaiknya periksakan kondisi giginya dulu ke dokter," katanya.

Untuk mencegah timbulnya gigi sensitif, Diego menyarankan penggunaan pasta gigi khusus gigi sensitif. "Pasta gigi semacam ini bisa mengembalikan fungsi lapisan dentin sehingga gigi tidak terlalu ngilu," katanya.

Beberapa hari sesudah tindakan bleaching juga disarankan untuk tidak mengonsumsi makanan dan minuman yang berwarna, serta bersifat asam. "Sebaiknya hindari dulu kopi, red wine, atau makanan yang terlalu asam," katanya.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Rasa Asam Belum Tentu Tanda Kandungan Vitamin C Tinggi, Ini Penjelasan Ahli Gizi
Rasa Asam Belum Tentu Tanda Kandungan Vitamin C Tinggi, Ini Penjelasan Ahli Gizi
Health
Bukan Maag Biasa, Kang Seo Ha Meninggal karena Kanker Lambung: Ini Bedanya
Bukan Maag Biasa, Kang Seo Ha Meninggal karena Kanker Lambung: Ini Bedanya
Health
Kang Seo Ha Meninggal karena Kanker Lambung, Kenali Gejala dan Faktor Risikonya
Kang Seo Ha Meninggal karena Kanker Lambung, Kenali Gejala dan Faktor Risikonya
Health
Waspada Varian Baru Covid-19 XFG, Sudah Tersebar di 38 Negara
Waspada Varian Baru Covid-19 XFG, Sudah Tersebar di 38 Negara
Health
Yunita Ababiel Meninggal Dunia, Ini Penyebab dan Bahaya Kanker Payudara
Yunita Ababiel Meninggal Dunia, Ini Penyebab dan Bahaya Kanker Payudara
Health
Yunita Ababiel Meninggal karena Kanker Payudara, Ini Gejala Awal yang Perlu Diwaspadai
Yunita Ababiel Meninggal karena Kanker Payudara, Ini Gejala Awal yang Perlu Diwaspadai
Health
Robot Medis Pertama Lakukan Operasi Realistis Secara Mandiri dengan Akurasi 100 Persen
Robot Medis Pertama Lakukan Operasi Realistis Secara Mandiri dengan Akurasi 100 Persen
Health
Kapan Waktu Terbaik untuk Mandi: Pagi atau Malam Hari? Ini Penjelasan Ahli
Kapan Waktu Terbaik untuk Mandi: Pagi atau Malam Hari? Ini Penjelasan Ahli
Health
Kenali Apa Itu Weil's Disease, Komplikasi Berat Akibat Leptospirosis
Kenali Apa Itu Weil's Disease, Komplikasi Berat Akibat Leptospirosis
Health
Kenali Komplikasi Berat Leptospirosis, Bisa Sebabkan Kematian
Kenali Komplikasi Berat Leptospirosis, Bisa Sebabkan Kematian
Health
Kapan Harus Periksa ke Dokter Saat Curiga Leptospirosis? Ini Tandanya
Kapan Harus Periksa ke Dokter Saat Curiga Leptospirosis? Ini Tandanya
Health
Leptospirosis Mengintai Saat Musim Hujan, Ini Gejala Awalnya
Leptospirosis Mengintai Saat Musim Hujan, Ini Gejala Awalnya
Health
Waspada Genangan Air, Ini Cara Leptospirosis Menular ke Manusia
Waspada Genangan Air, Ini Cara Leptospirosis Menular ke Manusia
Health
Telinga Berdenging Usai Pakai Headset? Waspadai Tuli Akibat Bising...
Telinga Berdenging Usai Pakai Headset? Waspadai Tuli Akibat Bising...
Health
Lingkungan Kotor dan Malas Bergerak, Bisa Picu Penyakit Akibat Kemarau Basah
Lingkungan Kotor dan Malas Bergerak, Bisa Picu Penyakit Akibat Kemarau Basah
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau