KOMPAS.com - Pemenuhan gizi selama kehamilan merupakan hal penting untuk diperhatikan. Dengan mendapatkan gizi seimbang, ibu dan janin yang dikandung akan terhindar dari risiko kesehatan yang juga memengaruhi kualitas hidup generasi selanjutnya.
Seiring proses kehamilan, kebutuhan gizi pun akan terus meningkat. Sebagai contoh, sebelum hamil, kebutuhan energi seorang wanita sekitar 1.900 kkal dengan kebutuhan protein sekitar 50 gram per hari. Ketika hamil pada trimester pertama, kebutuhan energinya meningkat menjadi 2.080 kkal serta kebutuhan protein menjadi 68 gram per hari. Kemudian pada trimester kedua dan ketiga, kebutuhan energinya meningkat menjadi 2.200 kkal.
Begitu pula dengan kebutuhan zat-zat gizi lainnya. Misalnya, kebutuhan lemak bagi ibu hamil seperlima dari total kebutuhan energinya. Zat-zat gizi lain yang berperan penting seperti folat, kalsium, zat besi, zat seng, vitamin A dan sebagainya pun turut meningkat.
Ibu hamil yang mengalami kurang gizi berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Oleh karena itulah, ibu hamil perlu memahami dan menjalankan pola hidup sehat gizi seimbang agar keadaan gizi ibu terjaga serta janin tetap sehat.
Menurut dokter spesialis gizi klinis, dr Inge Permadhi, MS, SpGK, asupan nutrisi seimbang sebaiknya dipersiapkan oleh calon ibu jauh sebelum kehamilan. Setiap hari, wanita perlu menerapkan pola makan sehat. Alhasil, dengan terpenuhinya zat gizi seimbang, kelak saat hamil dan melahirkan, ia memiliki cadangan nutrisi yang mencukupi.
Inge menambahkan, komposisi zat gizi seimbang yang harus dipenuhi setiap hari adalah 55-60 persen karbohidrat, 30 persen lemak, dan 15 persen protein. Walaupun secara komposisi kebutuhan protein paling sedikit, akan tetapi jangan sampai zat gizi ini luput dari perhatian.
Bagi wanita hamil, unsur protein yang dibutuhkan sekitar 60 gram setiap hari. Berarti meningkat 10 gram lebih banyak dari kebutuhan sebelum hamil yang sebesar 50 gram per hari.
Ada banyak fungsi dari zat protein ini, di antaranya adalah :
- Sebagai sumber kalori.
-Sebagai zat pembangun atau pembentuk serta memperbaiki jaringan tubuh pada janin seperti otot, tulang, mata kulit, jantung dan hati.
-Berperan dalam pembentukan darah
-Membantu pembentukan darah, cairan ketuban dan sel-sel janin agar sempurna
- Berguna dalam pertumbuhan jaringan dan plasenta bahkan otak
- Membentuk antibodi bagi perempuan hamil dan janin.
- Menjaga kesehatan tulang perempuan hamil dan janin
Calon ibu yang kurang asupan protein berisiko menyebabkan bayi lebih kecil, bayi mengalami masalah seperti bibir sumbing atau kelainan fisik lainnya. Bahkan, kekurangan protein berefek pada kurang sempurnanya pembentukkan air susu ibu kelak dalam masa laktasi.