Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/07/2013, 11:23 WIB


KOMPAS.com — Persoalan gizi kurang dan gizi buruk di negara kita ternyata masih memprihatikankan. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 disebutkan, balita yang kekurangan gizi mencapai 17,9 persen, yaitu terdiri dari 13 persen anak balita kurang gizi dan 4.9 persen balita dengan gizi buruk. Bahkan data Riskesdas 2007 dan 2010 menunjukkan, rata-rata asupan kalori dan protein anak balita masih di bawah Angka Kecukupan Gizi (AKG).

Karena itulah, kita perlu menyadari bahwa pemenuhan kebutuhan gizi sangat penting diperhatikan. Khusus untuk anak usia 1-3 tahun, Angka Kecukupan Gizi berdasarkan data dari Departemen Kesehatan RI tahun 2004 adalah di antaranya sebagai berikut: energi 1000 kkal, protein 25 gram, vitamin A 400 RE, zat besi 8 mg, dan yodium 90 mcg.

Anak pada rentang usia 1-3 tahun berada pada tahap usia pertumbuhan di mana untuk pemenuhan kebutuhan gizinya dapat dengan cara mengonsumsi makanan bervariasi dalam jumlah yang cukup. Sayangnya, tak sedikit anak pada rentang usia ini justru hanya mau mengonsumsi makanan tertentu dan dalam jumlah yang terbilang sedikit.

Karena itulah, untuk melengkapi kebutuhan gizi anak di usia ini, susu pertumbuhan memegang peran penting. Tentunya perlu diingat, susu pertumbuhan ini tak menjadi makanan utama, apalagi menjadi satu-satunya sumber gizi bagi si usia 1-3 tahun.

Nutrisi Standar Sesuai Aturan

Susu menyediakan zat gizi dan mencukupi kebutuhan gizi si buah hati. Susu pertumbuhan dirancang memiliki kandungan kalori dan protein yang cukup dengan tingkat fortifikasi (zat gizi yang ditambahkan) seperti vitamin dan mineral yang sesuai dengan kebutuhan anak di masa pertumbuhannya.

Seperti kita tahu, kebutuhan gizi untuk setiap tahap usia atau pertumbuhannya berbeda. Karena itulah, kandungan gizi susu pertumbuhan disesuaikan untuk setiap tahapan usia anak.

Umumnya susu pertumbuhan berbahan dasar susu sapi. Selain itu, susu pertumbuhan biasanya mengandung hampir semua zat gizi yang tercantum dalam daftar Angka Kecukupan Gizi Indonesia yang menjadi acuan kebutuhan gizi masyarakat Indonesia.

Bahkan, setiap susu yang dijual di pasaran harus mengandung nutrisi standar yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) atau Kementerian Kesehatan. Artinya, produk susu harus berpegang kepada peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah mengenai kandungan nutrisi standar yang harus terdapat pada produk susu tersebut.

Menurut salah satu pakar kesehatan anak dr Widodo Judarwanto Sp.A, susu biasanya dikonsumsi setiap hari dan dalam jangka panjang. Namun penting pula untuk diperhatikan, bila susu tersebut tidak cocok bisa menimbulkan gangguan tumbuh kembang yang efeknya bisa terjadi dalam jangka panjang pula.

Oleh karena itulah, pemilihan susu bagi anak harus dilakukan cermat dan teliti. Umumnya, prinsip memilih susu yang tepat dan baik untuk anak adalah susu yang sesuai dan bisa diterima sistem tubuh anak. Artinya, susu yang dipilih tidak sampai menimbulkan masalah atau gangguan cerna seperti diare, muntah atau kesulitan buang air besar. Atau gangguan lain seperti seperti batuk, sesak, gangguan kulit dan sebagainya.

Adapun langkah yang tepat dalam melakukan pemilihan yang terbaik bagi anak, pertama tentukan apakah anak mempunyai risiko alergi atau intoleransi susu sapi. Resiko ini terjadi bila ada salah satu atau kedua orangtua pernah mengalami alergi, asma atau ketidakcocokan terhadap susu sapi.

Langkah kedua, harus cermat dalam mengamati kondisi dan gangguan yang terjadi pada anak bahkan sejak lahir. Misalnya, apakah ada gejala gangguan saluran cerna, gangguan perilaku dan gangguan organ tubuh lainnya. Bila terdapat risiko alergi dan gejala lain seperti di atas, harus lebih cermat dalam melakukan pemilihan susu. Bila perlu berkonsultasi kepada dokter spesialis alergi anak, gastroenterologi anak atau metabolik dan endokrinologi anak.

Bukan Susu Kental Manis 

Di bulan Ramadhan ini banyak orangtua yang mulai mengajarkan anak untuk berpuasa walaupun setengah hari. Tak sedikit orangtua yang memberikan susu kental manis untuk buah hati dengan tujuan sebagai pelengkap gizi di saat berpuasa. Padahal, susu jenis ini sebenarnya tak cocok untuk anak-anak karena terlalu banyak mengandung kalori.

Ya, susu ini mengandung gula yang tinggi sehingga rasanya sangat manis. Di negara maju, susu jenis ini sudah tak dikonsumsi karena dinilai rendah gizi dan terlalu banyak unsur gula.  Susu kental manis lebih tepat digunakan sebagai penambah citarasa makanan atau minuman.

Susu kental manis didapat dengan cara mengurangi kandungan air susu melalui proses evaporasi untuk meningkatkan total solid susu menjadi 70-72 persen. Selanjutnya ditambahkan gula (sukrosa) sebanyak 40-45 persen yang juga bertindak sebagai pengental dan pengawet. Karena itulah, susu ini bisa bertahan hingga 1 tahun bila belum dibuka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau