KOMPAS.com - Puasa adalah ibadah yang mengharuskan seseorang menahan lapar dahaga. Mereka yang berpuasa hanya diberi waktu makan dan minum dari saat berbuka hingga sahur menjelang terbit matahari. Agar ibadah puasa tetap lancar dan nyaman selama sebulan penuh, asupan gizi tentu harus tetap dijaga, tak terkecuali untuk anak-anak yang ikut menjalankannya.
Menurut dokter spesialis anak dari Rumah Sakit MRCCC dr. Dina Garniasih Sp.A(K) Onk, menjaga asupan makanan anak yang berpuasa selama bulan Ramadhan penting artinya agar mereka tak sampai kekurangan gizi. Salah satu kuncinya adalah mengatur keseimbangan nutrisi dengan memilih menu bergizi saat berbuka dan sahur.
"Zat gizi seimbang harus tersedia saat sahur dan berbuka," katanya.
Dina menyampaikan beberapa tips dan saran agar kebutuhan nutrisi anak yang berpuasa di bulan Ramadhan tetap tercukupi dan seimbang.
Untuk menu sahur, Dini menyarankan anak mengkonsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah. Makanan ini bisa meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh secara lambat, tapi tahan lama. Contoh makanan ini adalah nasi merah, anggur, pisang, jeruk, ubi jalar, kacang hijau, apel dan jus apel. Makanan pedas sebaiknya dihindari saat sahur. Pasalnya, makanan pedas dikhawatirkan dapat merusak dinding lambung. Dina juga menyarankan anak minum susu saat sahur.
Untuk hidangan berbuka, anak-anak sebaiknya mengonsumsi hidangan dengan indeks glikemik tinggi. Hidangan ini bisa meningkatkan kadar gula darah secara cepat dan singkat. Jenis hidangan ini adalah roti, donat, corn flakes, wafel, dan kentang panggang.
"Berbukalah dengan makanan ringan sehingga lambung tidak kaget," kata Dina.
Dina menyarankan untuk menghindari konsumsi gorengan dan permen saat berbuka karena kedua makanan dapat memicu keluarnya asam lambung. Apalagi saat berbuka puasa, lambung sangat sensitif,sehingga kadar asam mudah meningkat.
Konsumsi makanan berkadar lemak tinggi juga sebaiknya dihindari paad saat berbuka. Makanan ini, kata Dinia, dapat menyebabkan gangguan pencernaan serta nyeri di ulu hati.
Walau terlihat menyegarkan, minuman dingin tidak termasuk dalam asupan yang dapat dikonsumsi saat berbuka. Minuman dingin dapat menyebabkan konstraksi pada lambung. Selain itu, minuman dingin juga memberikan efek kenyang berlebih.
"Akibatnya anak malas makan hidangan yang bergizi," kata Dina.
Selama berpuasa tentu anak bisa beraktivitas seperti biasa. Namun porsi aktivitas fisik sebaiknya agak dikurangi. Dikhawatirkan anak akan merasa lelah dan haus. Untuk olahraga ringan, Dina menyarankan untuk melakukannya menjelang berbuka.
"Kalau anak berhasil puasa tidak masalah memberinya hadiah. Asal nilai puasa tertanam di hatinya. Pemberian hadiah akan menambah semangat anak," kata Dina.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.