Studi asal China itu melakukan percobaan pada tikus yang dibatasi makannya. Ternyata pengurangan 30 persen makan dari tikus dapat meningkatkan produksi bakteri "baik" dalam pencernaannya, termasuk Lactobacillus yang berhubungan dengan panjang umur.
Profesor mikrobiologi dari Shanghai Jiao Tong University, Liping Zhao, mengatakan, studi yang dipublikasi dalam jurnal Nature Communications ini dapat diaplikasikan juga pada manusia.
"Pembatasan kalori dapat memicu peningkatan pertumbuhan dari bakteri baik. Hal ini dapat membantu memperbaiki kesehatan secara umum sehingga bisa memperpanjang umur," paparnya.
Kendati demikian, Zhao mengakui hasil studi ini tidak dapat secara langsung diaplikasikan semua kepada manusia. Namun, ada prinsip-prinsip dasar yang mampu diterapkan.
"Setiap manusia memiliki genetik, aktivitas fisik, usia, kegiatan yang berbeda, maka kebutuhan nutrisi setiap orang tidak sama," ujarnya.
Studi lain dari Intermountain Medical Centre Heart Institute menyatakan, puasa dapat menurunkan risiko penyakit arteri koroner dan diabetes. Studi tersebut juga melaporkan, puasa menyebabkan perubahan signifikan dalam kadar kolesterol darah.
Mungkin karena dapat memperbaiki kesehatan secara umum, puasa dikatakan mampu memperpanjang umur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.