KOMPAS.com — Gangguan lidah pendek atau yang dikenal dengan istilah tongue tied (TT) pada bayi merupakan salah satu penghambat proses menyusui. Maka TT pun berpotensi mengurangi keberhasilan pemberian ASI eksklusif.
Istilah TT yang diartikan lidah pendek sebenarnya bukan karena ukuran lidah yang benar-benar pendek, melainkan untuk menggambarkan gangguan jaringan ikat yang menghubungkan dasar lidah dengan ujung lidah bagian bawah/tali lidah (frenulum). Dalam istilah kedokteran, TT disebut juga sebagai ankiloglosia.
Dr Yetty Movieta Nency, SpA, pakar kesehatan anak dari RSUP dr Kariadi Semarang menjelaskan, jenis TT bervariasi dari ringan hingga berat. Pada kasus ringan, lidah hanya "terikat" oleh membran yang tipis, sedangkan pada kasus berat lidah terikat menyatu dengan dasar mulut.
"TT lebih sering terjadi pada anak laki-laki dan bila ada anggota keluarga lain yang memiliki TT, kemungkinan terjadinya lebih besar," paparnya dalam seminar "Breastfeeding Update in Daily Practise" oleh Asosiasi Konsultan Laktasi International Indonesia (AKLII) Rabu (28/8/2013) di Jakarta.
Yetty mengatakan, TT dapat mengganggu proses menyusui karena menimbulkan masalah pelekatan saat menyusui. TT juga dapat membuat nyeri pada puting ibu karena pengisapan yang tidak sempurna. "Bayi jadi mengunyah payudara bukan mengisapnya," jelasnya.
Pengisapan payudara yang salah juga berakibat ada produksi ASI yang sedikit. Ini karena rangsangan pada payudara kurang. Hasilnya, bayi tidak mendapatkan cukup ASI.
Menurut penelitian pada tahun 2005, imbuh Yetty, insiden TT terjadi 4-5 persen. Dan pada 49 bayi TT dengan 98 kontrol menunjukkan, bayi-bayi dengan TT tiga kali lebih sering diberikan susu botol pada satu minggu pertama.
Mia Sutanto, Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) dalam pemaparannya mengatakan, tata laksana untuk TT yang paling umum adalah frenotomi atau pemotongan tali lidah. "Frenotomi aman hampir tanpa komplikasi dan sangat efektif jika dilakukan dengan tepat," jelasnya.
Selain itu, memberikan ASI perah dalam botol juga bisa menjadi pilihan bagi bayi dengan TT. "Tidak masalah kalau ibu tidak bisa menyusui bayi, ASI diperah saja dan berikan dengan botol," ujarnya.
Saat menyusu dari payudara, bayi harus mengisap dengan menggunakan otot-otot mulut. Sementara pemberian ASI perah dalam botol memudahkan bayi dengan TT untuk mengisap. Sayangnya, pemberian ASI dengan botol bisa memberikan efek kurang baik pada struktur langit-langit mulut bayi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.