KOMPAS.com - Almond merupakan salah satu jenis kacang yang mendapat predikat camilan sehat. Ini karena almond merupakan sumber zat gizi yang baik, seperti protein, vitamin, dan mineral.
Namun untuk mendapat manfaatnya secara optimal, ada cara yang dapat Anda lakukan, yaitu mengunyahnya dengan baik saat memakannya. Semakin Anda mengunyah, semakin kecil partikel almond yang dihasilkan, dan semakin mudah tubuh untuk menyerap kandungan gizinya.
Kesimpulan tersebut didapat dari diskusi panel dalam pertemuan tahunan Institute of Food Technologists yang dilaksanakan di Chicago, Amerika Serikat bulan Juli lalu.
"Sebelum ditelan, sebaiknya almond dikunyah dulu hingga halus," saran para pakar.
Jacob Teitelbaum, Direktur Medis Fibromyalgia and Fatigue dan penulis From Fatigued to Fantastic mengatakan, almond mengandung magnesium yang dapat membantu mudah tertidur dan relaksasi otot. Selain itu, almond memiliki manfaat tambahan, yaitu menyediakan protein yang membantu menjaga kadar gula darah yang stabil selama tertidur. "Almond adalah pemenang," kata Teitelbaum.
Almond juga mengandung protein dan serat, sehingga almond dapat membantu tubuh untuk menjadi lebih kenyang. Almond pun merupakan sumber vitamin E dan magnesium.
Faktanya, menurut studi terbaru yang dipublikasi dalam jurnal BMC Medicine, orang yang makan lebih dari tiga sajian almond setiap minggunya memiliki risiko kematian lebih rendah daripada mereka yang tidak. Studi tersebut mengatakan, risiko kematian akibat penyakit jantung menurun 55 persen dan akibat kanker sebanyak 40 persen bagi mereka yang melakukan kebiasaan tersebut.
Sebuah studi yang dipublikasi dalam The American Journal of Clinical Nutrition menemukan almond memiliki kalori 20 persen lebih sedikit daripada yang dipikir sebelumnya. Jadi, satu sajian almond yang berjumlah 28 gram atau 23 kacang yang sebelumnya dihitung 160 kalori, sebenarnya hanya memiliki 129 kalori.
"Satu sajian tersebut memiliki sembilan gram lemak tak jenuh tunggal dan tiga gram lemak tak jenuh ganda yang dibutuhkan untuk kesehatan jantung," ujar para peneliti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.