Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/12/2013, 08:54 WIB
Dr. Ari F. Syam Sp.Pd

Penulis

Sumber Kompasiana


KOMPAS.com — Tweet terakhir dari Mita Diran, copywriter yang diduga meninggal akibat kelelahan, menjadi pembicaraan di jejaring sosial @mitdoq, “30 hours of working and still going strooong”.

Peristiwa meninggalnya Mita menjadi pelajaran buat kita semua, jangan tertipu dengan perasaan dan semangat, kuat secara psikis belum tentu kuat secara fisik. Bicara soal manajemen waktu, kita selalu diminta untuk mengatur waktu-waktu kehidupan kita agar bisa tetap hidup sehat.

Secara umum, waktu 24 jam sebaiknya dibagi 3, yaitu 8 jam untuk bekerja keras, 8 jam untuk bekerja ringan, dan 8 jam untuk tidur. Pada kenyataannya waktu ini bisa bergeser sesuai dengan kebutuhan. Misalnya tidur hanya 6 jam, bekerja keras 10 jam. Tetapi, jika bergesernya terlalu ekstrem, misalnya 24 jam tersebut tidak tidur bahkan 30 jam tidak tidur, pasti kondisi ini akan mengganggu keseimbangan tubuh kita.

Kenapa kita perlu istirahat dan tidur? Tubuh manusia bukan mesin. Tubuh kita perlu istirahat. Tubuh harus diberi kesempatan untuk melakukan regenerasi. Tubuh harus diberi kesempatan untuk memperbaiki jaringan tubuh yang mengalami kerusakan. Apabila kondisi ini tidak terjaga, pasti akan terjadi gangguan. Apalagi ada suplemen yang dikonsumsi untuk mempertahankan semangat agar tetap alert atau melek tadi.

Dampak buruk kelelahan

Kerja tubuh kita ini ada batasnya, tubuh manusia pun perlu istirahat. Jika terus dipaksa beraktivitas, maka tubuh kita akan mengalami kelelahan. Dampak kelelahan ini adalah gangguan kesehatan secara umum, kambuhnya berbagai penyakit kronis, dan menurunnya daya tahan tubuh seseorang. Kelelahan serta stres yang tinggi juga akan sangat mengganggu proses metabolisme dan hormonal di dalam tubuh kita.

Kelelahan terjadi karena dipaksanya fisik dan mental kita untuk bekerja secara terus-menerus tanpa istirahat yang cukup. Selain itu, kondisi lingkungan kerja yang tidak sehat, seperti bising, suhu ruangan yang panas, serta asap rokok di dalam ruangan, memperburuk kelelahan yang terjadi tersebut.

Dampak kelelahan ini dapat berakibat serius bagi kesehatan. Kondisi ini diperburuk jika seseorang yang kurang tidur tersebut tetap mengonsumsi rokok yang terus-menerus disertai konsumsi suplemen dan minuman berenergi yang umumnya mengandung ginseng dan kafein.

Kafein memang bisa membuat kita tetap ”bangun”, tetapi kafein juga mempunyai efek samping ke jantung. Penggunaan kafein yang tinggi bisa membuat jantung berdebar-debar, tekanan darah menjadi tinggi.

Asam lambung juga bisa meningkat karena asam lambung yang tinggi. Kafein juga mencetuskan buang air kecil yang berlebihan sehingga membuat kita bisa kekurangan cairan (dehidrasi). Apalagi jika kita bekerja di ruangan dengan AC, kita cenderung tidak haus dan kurang minum. Menurut saya, tidak bijaksana kalau kita memaksa tubuh kita bekerja dengan mengonsumsi suplemen yang mengandung kafein dan karbohidrat tersebut.

Kelelahan berhubungan dengan berbagai gangguan kesehatan, seperti gangguan sistem pencernaan, gangguan sistem jantung dan pembuluh darah, termasuk pembuluh darah otak, serta penurunan daya tahan tubuh. Apalagi pada seseorang yang memang sudah mempunyai permasalahan pada sistem pembuluh darahnya, baik di otak maupun di jantung. Kelelahan yang ”sangat”, disertai konsumsi suplemen yang mengandung kafein, dapat mencetuskan pecahnya pembuluh darah di otak, apalagi yang kebetulan sudah ada kelainan pembuluh darah otak yang tidak terdeteksi sebelumnya.

Kenali alarm tubuh untuk beristirahat

Jika kita identifikasi, beberapa hal yang bisa mencetuskan terjadinya kelelahan antara lain kerja yang terus-menerus dalam beberapa hari terakhir, disertai kurang tidur bahkan tidak tidur, waktu kerja yang terus-menerus tanpa henti untuk mencapai deadline yang telah ditentukan.

Apalagi untuk mencapai target kerja tersebut, mereka bekerja sampai larut malam sehingga kondisi ini dapat memperparah kelelahan yang terjadi. Pola makan mereka juga umumnya tidak teratur. Kondisi ini semua akan memperburuk kelelahan yang terjadi.

Gangguan pencernaan merupakan hal utama yang terjadi jika seseorang mengalami kelelahan. Keluhan pencernaan yang timbul antara lain nafsu makan berkurang, di mana hal ini akan memperparah kondisi fisik yang sedang mengalami kelelahan tersebut. Seseorang yang mengalami kelelahan juga akan mengalami mual, bahkan muntah serta nyeri di ulu hati.

Mereka yang mengalami kelelahan sebenarnya juga sudah tidak berkonsentrasi dan bekerja dengan baik. Selain itu, emosinya juga menjadi tinggi. Mereka yang kurang tidur mudah mengalami vertigo (pusing tujuh keliling) atau migren (sakit kepala hanya satu sisi). Kecelakaan lalu lintas sering terjadi pada pengendara yang sedang mengalami kelelahan tersebut.

Berbagai penyakit kronis dapat menjadi kambuh jika seseorang mengalami kelelahan, antara lain sakit mag, gangguan kejiwaan, asma, kencing manis (diabetes mellitus), hipertensi, stroke, dan serangan jantung.

Kelelahan fisik dan psikis juga akan memperburuk daya tahan tubuh seseorang yang mengalami kelelahan tersebut. Mereka akan mudah terkena infeksi virus, seperti virus flu, mudah terjadi infeksi usus berupa diare, mereka juga rentan terkena infeksi virus hepatitis, Deman thypoid, dan virus demam berdarah.

Apabila sudah ditemukan adanya gangguan kesehatan, seperti mual, muntah, dan sakit kepala, serta nyeri dada, itu menjadi peringatan agar kita berhenti beraktivitas dan beristirahat. Keluhan ini biasanya akan tertutupi jika kita mengonsumsi suplemen dan tentu ini akan membahayakan kesehatan kita.

Makan dan minum juga harus tetap diperhatikan. Tetap memperhatikan waktu makan minimal setiap 6 jam. Sebaiknya di sela waktu makan ada makanan yang dikonsumsi, terutama makanan yang sehat tidak mengandung cokelat, keju, berlemak, dan mengurangi goreng-gorengan.

Minum air putih harus tetap dipertahankan sebanyak minimal 2 liter per hari. Lebih banyak mengonsumsi buah dan sayur-sayuran. Di antara waktu makan, baik juga untuk selalu mengonsumsi buah. Kurangi rokok dan minuman bersoda. Minum kopi juga jangan berlebihan, maksimal 2 gelas sehari. Suplemen yang mengandung kafein sebaiknya dihindari karena sebenarnya yang dibutuhkan tubuh saat itu adalah istirahat.

Dengan memperhatikan hal-hal ini dan mengantisipasi kemungkinan kelelahan yang terjadi serta dampak dari kelelahan tersebut, mudah-mudahan kita bisa selalu produktif untuk sesama.

Salam sehat,

Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB (@DokterAri)
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM
Ketua PAPDI Jaya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com