Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/12/2013, 14:40 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis


KOMPAS.com
— Terus berkejaran dengan deadline sudah menjadi bagian dari keseharian para pekerja, tak terkecuali di dunia kreatif. Kesibukan yang kelewat padat berdampak besar pada pola makan dan pola istirahat yang cenderung berantakan.

Beberapa di antaranya bahkan nekat memilih konsumsi stimulan yang berlebihan demi menjaga kinerja otak tetap baik. Padahal, konsumsi stimulan berlebihan berisiko menyebabkan gangguan kesehatan, bahkan kematian.

Seperti yang menimpa seorang copywriter muda bernama Mita Diran. Korban dikabarkan bekerja terus-menerus tanpa memperhatikan pola makan dan istirahat selama 3 hari.

Menanggapi kasus kematian ini, spesialis gangguan tidur Andreas Prasadja menyatakan, seharusnya tidur tidak dilupakan oleh para pekerja muda, sesibuk apa pun mereka dalam bekerja.

"Para pekerja dilarang melupakan tidur. Konsumsi suplemen sebetulnya tidak menghapus kebutuhan tubuh untuk tidur,” ujarnya saat dihubungi Kompas Health pada Senin (16/12/2013).

Saat tidur, kata Andreas, terjadi proses restorasi kemampuan otak sehingga saat terbangun seseorang merasa lebih segar dan sehat. Kondisi ini terlihat pada kemampuan konsentrasi dan daya kreatif yang jauh lebih baik dibanding orang yang tidak tidur. Keadaan ini pula yang menyebabkan otak 70 persen lebih aktif saat sedang tidur.

Seperti yang dilansir situs venusbuzz.com, salah seorang teman korban menyatakan, selama lembur Mita mengonsumsi minuman penambah energi berkafein tinggi.

Menurut Andreas, minuman tersebut merupakan stimulan bagi tubuh, tetapi sifatnya sementara dan sebenarnya tidak menghilangkan lelah. Konsumsi kafein memang membuat seseorang tidak mengantuk, tetapi kondisi ini tidak dibarengi perbaikan konsentrasi atau daya kreatif. Dengan demikian, tidak tidur sebetulnya tak membawa perbaikan apa pun pada kemampuan kognitif atau emosi seseorang.

Kafein, lanjut Andreas, baru bereaksi 20-30 menit setelah dikonsumsi. Sambil menunggu kafein memberikan efeknya, ia menyarankan para pekerja mengisi waktu tersebut dengan tidur.

“Manfaat yang diperoleh tidur tidak bisa digantikan zat apa pun. Karena itu, bila tubuh sudah mengantuk maka sebaiknya segera tidur sekitar 20-30 menit. Ketika terbangun maka tubuh terasa lebih segar dengan kemampuan konsentrasi yang lebih baik,” kata Andreas.

Lebih jauh Andreas menyarankan para pekerja untuk memahami jam biologisnya. Dengan mengetahui jam biologis, pekerja akan mengetahui kapan saatnya memberi asupan tubuh atau beristirahat. Pekerja juga akan mengetahui saat terbaik tubuhnya berkonsentrasi dan memberikan daya kreatif maksimal.

Jam biologis tersebut sebaiknya tidak dilawan. Bila tubuh sudah memberikan sinyal mengantuk, sebaiknya segera tidur. Andreas juga menyarankan untuk sedapat mungkin memenuhi jam tidur dewasa selama 7-9 jam.

“Memang selama ini ada anggapan tidur merupakan pekerjaan malas. Padahal, tidur merupakan bahan bakar utama otak. Kalau tidak tidur maka tidak mungkin bisa melakukan fungsinya dengan maksimal. Kalau mata sudah mulai berkabut maka sebaiknya segera tidur,” kata Andreas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau