Tomat ini merupakan produk yang disiapkan melalui rekayasa genetika agar menarik bagi konsumen. Tipe pertama disiapkan untuk petani sebagai sarana baru di ladang pertanian. Pigmen ungunya merupakan hasil pemindahan dari sebuah gen yang diambil dari buah naga. Modifikasi ini kemudian mendorong terjadinya sebuah proses pembentukan zat anthocyanin terbentuk pada tanaman tomat.
Menurut penemunya, ilmuwan Inggris Profesor Cathie Martin, tomat ungu yang dikembangkan di John Innes Centre di Norwich ini akan mendongkrak nilai gizi berbagai produk turunannya, mulai dari saus tomat sampai irisan tomat di atas pizza.
"Dengan tomat ungu ini Anda bisa mendapatkan kandungan yang sekarang ada dalam blueberry dan cranberry yang manjur untuk kesehatan—tetapi yang bisa juga diimbuhkan dalam makanan yang dikonsumsi orang dalam jumlah besar," kata Martin, yang merupakan ketua grup di John Innes Centre.
Meski pengembangan tomat ungu ini berawal di Inggris, pangan transgenik ini dikembangkan secara masif di Kanada. Hasilnya, 1.200 liter jus tomat ungu siap dikapalkan ke Inggris. Martin berharap kiriman jus tomat edisi perdana dari Kanada nanti akan memberi kesempatan kepada para peneliti tentang potensi manfaat perasan buah itu.
Namun, Martin mengatakan karena ada pembatasan yang berlaku di negara Uni Eropa terhadap produk pangan hasil rekayasan genetika, ia mencari lokasi lain untuk mengembangkan teknologinya.
Sebuah survei besar di Eropa tahun 2010 menunjukkan penentang produk makanan hasil rekayasa genetika jauh melebihi pendukungnya hingga tiga berbanding satu. Martin berharap jus tomat ungu ini akan berpeluang mendapat persetujuan dipasarkan pada konsumen di Amerika Utara dalam tempo dua tahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.