Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/02/2014, 16:15 WIB
Penulis Wardah Fajri
|
EditorWardah Fajri
KOMPAS.com - Mengajarkan anak menyikat gigi tak perlu menunggu hingga usia sekolah. Sebelum usia dua, anak bisa mulai diperkenalkan dengan kegiatan menyikat gigi menggunakan pasta gigi berfluoride.

American Dental Association (ADA) merekomendasikan pada usia 24 bulan, anak bisa menggunakan pasta gigi berfluoride tentunya dengan takaran tertentu, sebesar satu biji kacang polong. Anak dua tahun boleh sikat gigi dua kali sehari dengan takaran tepat. Pada usia tiga hingga enam tahun, takaran pasta gigi bisa ditambah lebih banyak.

Bertambahnya kasus gigi berlubang pada usia muda, membuat asosiasi ini fokus pada upaya pencegahan. Penekanannya, penggunaan pasta gigi berfluoride jangan berlebihan untuk mencegah perubahan warna ringan pada gigi, bercak putih pada gigi, suatu kondisi yang disebut fluorosis akibat tertelannya pasta gigi fluoride pada usia muda.

"Kami ingin meminimalisasi penggunaan fluoride untuk mengurangi risiko fluorosis, sambil juga melakukan upaya pencegahan pada anak usia dua dan di bawahnya, yang belum pernah kami rekomendasikan sebelumnya," ungkap Jonathan Shenkin, juru bicara ADA dan dokter gigi anak.

Menurutnya, meski anak usia dua boleh menyikat gigi dengan pasta berfluoride, sebaiknya perhatikan aturan pakai sesuai rekomendasi ADA. Pasalnya, anak balita cenderung menelan beberapa pasta gigi berfluoride.

Rekomendasi ADA ini muncul setelah kajian sistematis terhadap 17 penelitian diterbitkan dalam jurnal ADA Februari 2014. Kajian ini menyimpulkan adanya bukti ilmiah, meski penggunaannya terbatas pada anak di bawah usia enam, pasta gigi berfluoride efektif mengontrol gigi rusak. Anak-anak harus menggunakan pasta gigi sesuai takaran berdasarkan usia.

Pencegahan sejak dini sangat penting, kata Shenkin, karena anak yang mengalami kerusakan gigi berisiko tinggi mengalami gigi berlubang saat dewasa.

"Dengan mulai lebih awal, kita bisa mengurangi lebih efektif penyakit gigi pada anak-anak," tuturnya.

Dokter gigi di Children's Hospital Boston, Man Wai Ng, menyambut positif rekomendasi ADA tersebut. "Orangtua perlu memahami bahwa penggunaan fluoride dalam jumlah kecil, dan menyikat gigi dua kali sehari, bisa mengurangi dampak kebiasaan ngemil," jelasnya.

Faktanya, kebanyakan anak yang mengalami kerusakan gigi melakukan latihan sikat gigi namun tanpa menggunakan pasta berfluoride.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+