Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/02/2014, 13:54 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

Sumber foxnews


KOMPAS.com -
Angka kejadian penyakit hati terbilang tinggi di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Menurut data dari Kementerian Kesehatan, 25 juta penduduk Indonesia mengidap penyakit hepatitis B dan C, dan 12,5 juta di antaranya berkembang menjadi kronis. Belum lagi, penyakit hati yang lain seperti perlemakan hati dan kanker hati.

Sayangnya, kebanyakan orang belum mengetahui secara komprehensif soal penyakit ini. Bahkan ada pula yang masih salah mengerti mengenai risiko dan pengobatan dari penyakit hati.

Nikolaos Pyrsopolous, kepala gastroenterologi dan hepatologi dan direktur medis bagian transplantasi hati di Rutgers University mengatakan, banyak kesalahpahaman tentang penyakit hati. Berikut di antaranya :

1. Penyakit hati hanya terjadi pada peminum alkohol dan penguna obat-obatan

Ini adalah mitos yang tidak benar. Pasalnya, banyak penderita penyakit hati yang merupakan anak-anak atau orang yang bukan peminum alkohol maupun pengguna obat-obatan. "Mereka terkena penyakit hati disebabkan oleh diet tinggi kalori dan gula," ungkap Pyrsopolois.

2. Risiko hepatitis C hanya ada pada mereka yang menggunakan jarum suntik bergantian

Mitos ini mungkin ada benarnya, namun jika orang yang menggunakan jarum suntik bergantian didefinisikan sebagai pengguna obat-obatan saja, maka tidak benar. Ini karena banyak orang berusia lanjut dan bayi yang terpapar virus hepatitis C dari pemeriksaan rutin di rumah sakit karena aturan pemakaian jarum suntik yang tidak ketat.

3. Gagal hati memerlukan transplantasi total

Menurut Pyrsopolois, pasien gagal hati sering kali tidak perlu melakukan transplantasi total. Transplantasi sebagian saja sudah cukup karena hati bisa meregenerasi sel-selnya dengan alami.

4. Saya hanya perlu khawatir pada penyakit hati

Laju penyakit hati yang meningkat, termasuk kanker hati paling banyak terjadi karena peningkatan dampak obesitas dan virus hepatitis. Maka Pyrsopolois menekankan agar orang tidak hanya khawatir soal penyakit hati, tetapi juga menghindari faktor-faktor risiko lain yang juga berkaitan dengan penyakit selain pada hati.

Untuk menjaga agar hati tetap sehat, lanjut dia, hal yang paling penting yang perlu dilakukan adalah memeriksakan kesehatan hati di laboratorium, diet sehat, rutin olahraga, dan ketahui pengobatan dan suplemen yang Anda konsumsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau