Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/02/2014, 11:46 WIB
|
EditorAsep Candra

KOMPAS.com
 — Nyeri punggung bawah merupakan alasan tersering kedua orang mengunjungi dokter setelah flu dan pilek. Jika Anda salah satu orang yang mengalaminya, selain minum obat, cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan menguatkan tulang punggung dan punggung Anda. Cobalah lima cara berikut ini.
 
1. Yoga
Mereka yang melakukan senam yoga 75 menit dalam 12 minggu mengalami perbaikan gejala nyeri. Ketergantungan mereka pada obat pun menjadi lebih rendah daripada orang yang tidak melakukannya. Demikian yang diungkapkan sebuah studi pada Archives of Internal Medicine di 2011. Bila sulit melakukan yoga, para peneliti menyatakan efek yang serupa dapat dirasakan oleh mereka yang mengikuti kelas peregangan intensif.
 
2. Terapi manual osteopati
Studi para ahli di University of North Texas Health Sciences Center menemukan, enam sesi terapi ini akan memberikan perbaikan substansial kepada pasien nyeri punggung bawah setelah 12 minggu. Hampir dua pertiga melaporkan perbaikan moderat. Dalam terapi ini, dokter memberikan peregangan osteopati dan menggunakan tekanan lembut pada otot dan sendi. 
 
3. Akar komfri atau kompering
Menggunakan salep dengan komposisi tanaman herbal ini dapat mengurangi 95 persen nyeri punggung, begitulah yang ditemukan oleh sebuah studi yang dipublikasi dalam British Journal of Sport Medicine. Kendati demikian, penggunaannya lebih dari 10 hari dapat memberikan efek toksik.
 
4. Akupuntur
Manfaat akupuntur telah diketahui secara luas di dunia medis. Menurut sebuah studi tahun 2009 oleh Group Health Cooperative for Health Studies di Seattle and Northen California Kaiser Permanente di Oakland, akupuntur dapat meringankan nyeri punggung bawah lebih efektif daripada obat-obatan dan terapi fisik.
 
5. Pijat
Sepertiga orang yang mendapat pijatan sekali seminggu dalam 10 minggu melaporkan perbaikan signifikan pada nyeri punggung bawah mereka dibandingkan dengan empat persen mereka yang tidak mendapat pijatan. Demikian yang diungkapkan sebuah studi dalam The Annal of Internal Medicine pada 2011.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+