KOMPAS.com - Pemeriksaan dengan magnetic resonance imaging (MRI) membantu dokter membuat diagnosis penyakit yang tepat bagi pasiennya. Namun, pemanfaatan MRI harus memperhatikan kondisi pasien, terutama untuk pasien yang menggunakan alat pacu jantung.
"Ada risiko yang dihadapi seseorang yang menggunakan alat pacu jantung saat melakukan pemeriksaan MRI, antara lain rusaknya alat, bahkan yang lebih buruk, gagal jantung," ujar Luqman Adji Saptogino, dokter spesialis radiologi RS Pondok Indah - Puri Indah dalam perkenalan MRI 3 Tesla Skyra RSPI, Kamis (20/2/2014) lalu di Jakarta.
Luqman menjelaskan, MRI menggunakan medan magnet dan gelombang radio frekuensi yang dapat mengganggu fungsi alat pacu jantung. MRI, lanjut dia, menggunakan medan magnet dengan kekuatan besar yaitu sekitar 1,5 Tesla hingga 3 Tesla.
"Angka tersebut jauh lebih besar daripada magnet di pintu kulkas maupun di magnet tapal kuda, sehingga berpotensi merusak alat pacu jantung," kata Luqman.
Kalau alat pacu jantung rusak, imbuhnya, ada dua kemungkinan yang akan terjadi: alat diganti oleh RS karena lalai atau terganggunya fungsi jantung yang berakibat gagal jantung. Risiko kedua tentu akan berakibat fatal.
Oleh karena itu, Luqman menegaskan supaya pasien yang akan melakukan pemeriksaan dengan MRI untuk melepas alat tersebut terlebih dahulu. Atau paling tidak berkonsultasi pada ahlinya sebelum melakukan pemeriksaan itu.
Selain itu, ada pula alat-alat medis lain yang sifatnya diimplan ke dalam tubuh yang perlu diwaspadai. Antara lain cincin pada pembuluh darah jantung atau kawat gigi. Luqman mengatakan, medan magnet juga dapat menarik alat-alat tersebut.
Namun menurut Luqman, tidak semua alat perlu dilepas sebelum melakukan pemeriksaan dengan MRI. Pasalnya, ada pula alat pacu jantung yang terbuat dari titanium yang kompatibel dengan MRI.
"Asalkan pemasangannya sudah di atas tiga bulan, biasanya alat sudah terorganisasi dengan baik dalam tubuh, sehingga tidak perlu dilepas," jelasnya.
Alat-alat tersebut, imbuh dia, hanya akan membuat gambar hasil MRI sedikit memiliki artefak sehingga tidak sebaik gambar tanpa alat. Namun jika gambar masih informatif, hal itu tidak akan menjadi masalah.
MRI merupakan teknik diagnostik medis yang menghasilkan gambaran untuk memeriksa dan mendeteksi kelainan di dalam tubuh, dengan menggunakan medan magnet dan gelombang radio frekuensi. MRI dapat menghasilkan gambaran-gambaran dengan potongan yang sangat tipis dari bagian tubuh manapun dalam waktu yang singkat. MRI tidak menggunakan sinar X, sehingga tidak memberikan radiasi dan lebih aman bagi pasien.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.