Salah satu faktor yang membuat bayi rentan mengalami alergi susu sapi adalah karena kurangnya pemberian air susu ibu.
Menurut dr.Zakiudin Munasir, Sp.A (K), pakar alergi dan imunologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, alergi susu sapi dipicu oleh sistem imun anak yang menganggap kandungan protein pada susu sapi sebagai zat yang berbahaya.
Dengan demikian, sistem kekebalan tubuh anak akan melawan protein yang terdapat dalam susu sapi sehingga gejala reaksi alergi akan muncul.
"Gangguan alergi tidak langsung muncul. Minum susu sekali mungkin tidak masalah. Tapi karena bayi setiap hari minum susu sapi, lama kelamaan tubuhnya akan membentuk imunoglobulin E yang menumpuk hingga timbul reaksi," katanya dalam acara Nutritalk yang diadakan oleh Sari Husada di Jakarta (16/4/14).
Ditambahkan oleh Zakiudin, susu sapi mengandung kasein dan protein whey yang bisa mencentuskan alergi. Proses pemanasan akan meningkatkan sifat alergi.
Gejala alergi pada susu sapi bisa bermacam-macam, mulai dari ruam merah pada kulit, gatal, sesak napas, hingga adanya darah dalam feses.
Meski demikian biasanya alergi susu sapi akan hilang saat anak berusia 3 tahun. "Di usia ini sistem pencernaan anak sudah matang sehingga bisa mencerna protein susu sapi," ujarnya.
Untuk mencegah alergi, bayi sebaiknya diberikan ASI saja hingga berusia 6 bulan. Berbeda dengan susu formula, ASI mengandung antibodi yang akan menurunkan risiko infeksi dan alergi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.