Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/05/2014, 10:50 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis


KOMPAS.com -
Bertambah umur, banyak pria yang perutnya makin buncit. Sebelum menambahkan satu lubang di ikat pinggang, sebaiknya usahakan perut jadi melangsing. Diet bukan berarti makan lebih sedikit. Makan lebih sedikit justru membuat metabolisme melambat dan perut jadi besar.

Sesungguhnya, olah raga saja tidak cukup untuk melangsingkan perut. Itu kata Brett White, MD, seorang dokter keluarga dari Oregon Health and Science University di Portland, AS untuk pasien yang perlu mengurangi kebuncitan perutnya.

“Ada mitos soal peranan olah raga dalam penurunan berat badan. Selain olah raga, pria perlu berdiet. Olah raga itu perlu untuk kesehatan jantung. Namun untuk menurunkan berat badan perlu dimulai usaha mengurangi makanan yang kita loloskan di mulut,” kata White. 

Manuel Villacorta, RD, MS, pendiri situs manajemen berat badan eatingfree.com di tempat praktiknya melihat banyak pria di usia 40-an ke atas yang kurang olah raga ketika diharuskan menurunkan berat badan. “Dulu mereka tak berolah raga bisa menurunkan berat badan. Di usia yang lebih matang ternyata tidak begitu lagi,” katanya.

Tentu saja, kita perlu aktif bergerak untuk menurunkan berat badan dan menjaganya tetap stabil. Tetapi kita perlu mengatur pola makan untuk membantu olah raga, khususnya ketika terlalu sering mengalami kenaikan berat badan.

Kontrol Porsi

Kita tak hanya perlu memperhatikan makanan tapi juga waktu makan. Makan terburu-buru tanpa memperhatikan ritme alami tubuh bisa menyebabkan kenaikan berat badan. Makan di jam-jam yang tak biasa, malah merugikan karena merusak sinyal ke otak yang memberitahu kapan kita lapar dan kenyang. Akibatnya, makan malah jadi berlebihan.

Banyak orang, kata Villacorta, berpikir mengurangi jumlah makanan untuk membantu tetap langsing. Ini tidak benar. “Klien saya yang paling berat badannya makan lebih sedikit setiap hari,” katanya.

Hal yang terjadi ketika makan sedikit adalah metabolisme tubuh melambat dan tubuh mulai menyimpan lemak. Khususnya, tubuh menyimpan lemak di perut. “Segala sesuatu yang mempengaruhi tingkat metabolisme akan menyebabkan penumpukan lemak,” kata Villacorta.

Metabolisme tubuh kita secara alami memang mengalami penurunan karena penuaan. Kita memang tak bisa mengubahnya. Namun ia menyarankan agar kita tetap hidup aktif dan makan teratur. Itu artinya kita tak melewatkan sarapan, makan siang, makan malam dengan cemilan sehat di antara waktu makan.

“Idealnya, kalau kita ingin tubuh kita berjalan lancar seperti mesin yang baik, kita harus
memberinya dengan bahan bakar secara teratur setiap hari,” kata White.

Meski begitu, mengontrol ukuran porsi adalah kunci mengecilkan perut. Ini lebih mudah dilakukan jika kita mengikuti waktu makan yang seharusnya. Karena kita jadi cenderung tak makan berlebihan ketika tak sering kelaparan karena menahan keinginan makan.

“Kita sering berpikir diet berarti makan lebih sedikit,” katanya. Ada rasa lapar yang harus ditahan. “Kalau kita mengganti makanan dari steak dan kentang menjadi sayur dan buah, kita boleh kok makan lebih banyak,” kata White.

Berdiet sehat artinya juga tak mengonsumsi makanan instan. Memang makanan itu cepat disajikan. Namun perlu diingat bahwa makanan seperti itu cepat menambah berat badan karena kaya kandungan lemak dan gula dibandingkan dengan makanan yang alami.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau