Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/06/2014, 16:31 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

Sumber WebMD

 

 

KOMPAS.com - Setiap orang berkeringat saat berada di udara panas, namun orang dengan hiperhidrosis akan mengalaminya secara berlebihan. Bahkan orang dengan hiperhidrosis akan berkeringat meski tidak ada alasan spesifik.

Secara normal, kelenjar keringat akan aktif dan membawa keringat ke permukaan kulit saat suhu lingkungan meningkat, sedang demam, berolahraga, merasa cemas, tegang, atau stres. Namun ketika faktor-faktor tersebut tidak sedang dialami dan keringat tetap ada, maka Anda perlu tahu sebabnya.

Penyebab hiperhidrosis tergantung pada tipe terjadinya keringat. Kebanyakan, berkeringat berlebihan tidak berbahaya. Namun dalam beberapa kasus, dokter tidak tahu kenapa seseorang bisa berkeringat dengan sangat banyak, dan di kasus lainnya, hiperhidrolisis disebabkan oleh kondisi medis tertentu.

Ada dua tipe hiperhidrosis, primer dan sekunder. Perbedaan antara keduanya adalah letak terjadinya kelebihan keringat dan penyebabnya.

Hiperhidrosis primer yaitu kelebihan keringat yang terjadi pada tangan, ketiak, wajah, dan kaki tanpa alasan yang jelas. Penyebabnya yaitu ketidakmampuan saraf simpatik dalam menghentikan kerja kelenjar keringat.

Orang dengan hiperhidrosis primer umumnya berkeringat dari kelenjar keringat ekrin yang berjumlah 2-4 juta di dalam tubuh. Kelenjar ini paling banyak ditemukan di kaki, telapak tangan, wajah, dan ketiak.

Ketika suhu tubuh meningkat, banyak bergerak, dan merasa emosi, saraf mengaktifkan kelenjar keringat. Saat saraf beraksi berlebihan, itulah yang menjadi penyebab hiperhidrosis. Bahkan dengan memikirkan sesuatu yang membuat mereka cemas, orang dengan hiperhidrosis primer bisa berkeringat.

Sementara itu, hiperhidrosis sekunder merupakan berkeringat berlebihan di seluruh tubuh yang dikarenakan kondisi medis atau pengobatan tertentu. Misalnya, kehamilan, diabetes, penyakit hipertiroid, menopause, obesitas, penyakit Parkinson, asam urat, dan infeksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com